Senja membakar langit saat Reina mengenakan kembali pakaian tentara lama miliknya yang lusuh, penuh tambalan, dan bau tanah. Ia mencoret wajah dengan arang, menyembunyikan identitas bangsawannya. Di balik tenda logistik militer yang ditinggalkan, ia mengintip celah pagar kawat berduri yang dijaga dua serdadu kerajaan.Satu… dua…Tepat ketika salah satu penjaga meludah dan menoleh ke arah lain, Reina meluncur ke tanah. Tubuhnya merayap melewati lumpur, melewati parit, dan masuk ke celah pagar yang ia gunting sebelumnya."Reina, cepat!" bisik seorang anak muda dari desa perbatasan, namanya Karim, informan bayaran yang setia pada siapapun yang memberi makan.Mereka berlari ke arah bukit. Dari atas sana, Reina melihat api unggun pasukan Ardian berkobar. Suara sorak sorai, tawa, dan denting pedang terdengar. Dia menarik napas dalam, mengikat rambutnya, dan mengenakan helm usang.“Kau yakin mereka akan menerimaku?” tanya Reina cepat.“Kau akan jadi prajurit baru. Tak ada yang peduli di bari
Terakhir Diperbarui : 2025-06-01 Baca selengkapnya