Malam merangkak perlahan, menyisakan cahaya bulan yang menyelinap masuk melalui jendela rumah tua itu. Reina duduk bersandar di ambang ranjang, membalut dirinya dengan selimut tipis. Tubuhnya masih terasa panas—bukan karena udara, melainkan karena konflik batin yang belum reda.Satya berdiri tak jauh darinya, memandangi wajah perempuan itu dalam diam. Sorot matanya tajam namun dalam. Ada badai di balik ketenangan ekspresinya. Ia mengambil langkah pelan, lalu duduk di ujung ranjang, menjaga jarak tapi cukup dekat untuk mendengar detak napas Reina."Masih menganggap aku orang asing?" tanyanya datar, nyaris berbisik.Reina tidak menjawab. Ia menunduk, menatap lantai kayu tua di bawah kakinya. "Aku tidak ingin kau terluka... atau dihukum karena menyelamatkanku," suaranya pecah namun tegas.Satya terkekeh pendek, bukan karena lucu, tapi getir. "Kau pikir aku memindahkan seluruh pasukan bayangan, menembus ruang tahanan kerajaan, hanya demi menyelamatkan orang asing?"Reina menoleh perlahan.
Terakhir Diperbarui : 2025-05-21 Baca selengkapnya