All Chapters of Hot Night With Boss: Chapter 241 - Chapter 250

Wali kota begitu terkejut mendengar perkataan putranya. Dia tidak menyangka, teman yang sudah lama tak ditemuinya itu adalah presdir dari Giant Grup yang terkenal sangat menutup diri dari publik."Kenapa papa heran? Apa selama ini papa nggak tahu kalau teman papa sekeren itu?" tanya Julius."Gimana papa bisa tahu. Dia saja nggak bilang apa-apa. Papa kira dia hanya Bos perusahaan biasa saja. Siapa yang tahu presdir Giant Grup yang itu," kata wali kota."Ya, aku. Juga nggak tahu kalau beliau itu teman papa. Kalau tahu sih aku bakalan kasih tahu papa. Tadi aku nemuin papa, soalnya aku di telepon dokternya papa. Papa tiba-tiba ngubah jadwal pemeriksaan dan waktu aku telepon papa nggak angkat. Bikin khwatir aja," kata Julius."Oh, soalnya aku lupa kalau jadwalnya bentrok sama acara yang tadi. Kalau nggak datang ke acara ya nggak enak. 'Kan yang punya acara anak teman sendiri. Papa cuma ngubah jamnya kok, nggak ngubah hari. Jadi, nggak perlu panik berlebihan kaya gitu. Papa nggak akan ingka

Cristopher dan Yuki berciuman panas. Karena sudah tidak bisa menahan diri lagi, Cristopher menggendong Yuki masuk."Kenapa masuk?" tanya Yuki."Mau melakukannya di luar? Aku sih nggak masalah di mana saja," jawab Cristopher."Kamu nggak capek?" tanya Yuki lagi."Enggak sama sekali. Malahan aku bersemangat," jawab Cristppher."Dasar," kata Yuki tersenyum.Cristopher membawa Yuki masuk ke dalam kamar, merebahkan Yuki di atas tempat tidur. Keduanya saling memandang, lalu kembali berciuman. Tidak beberapa lama Cristopher melepas ciuma dan menciumi leher Yuki."Umh, Cris ..."Tangan nakal Cristopher sudah menjelajah. Menyusup masuk ke dalam piama Yuki."Tu-tunggu ... ke mana tanganmu pergi? I-itu ... ahh ... " kata Yuki.Cristopher menatap Yuki, "ad a apa?" tanyanya. Merasa tak bersalah sedikit pun."Tanganmu sungguh nakal ya," kata Yuki."Iya, tanganku memang nakal. Harap dimaklumi ya," jawab Cristopher.Tak mau kalah, Yuki langsung menangkup wajah Cristopher dan mencium bibir kekasihnya

Di kantin ...Kabar Yuki dan Cristopher yang sedang menjalin hubungan sudah beredar luas. Saat Yuki, Amelia dan beberapa rekan satu divisi ke kantin, semua pandangan mengarah ke Yuki."Eh, itu dia.""Siapa?""Itu, si Yuki. Yang katanya lagi dekat sama Pak CEO.""Kalian itu nyadar nggak sih, kalau selama ini Pak CEO sama Yuki tuh pakaia baju pasangan terus. Ingat nggak yang waktu di nikahanya Dion sama Luna? Kalian lihat deh, baju mereka sama 'kan? Pas acara kemaren juga sama. Hari ini pun juga sama."Karena penasaran, beberapa orang mencoba melihat ponsel salah seorang teman yang secar tak sengaja memfoto kebersamaan Yuki dan Cristopher."Eh, iya. Beneran sama. Kita aja yang nggak jeli lihatnya.""Aduh, aduh. Bisa-bisanya kita ketinggalan berita ya.""Iya, ya. Padahal kita ini biang gosip lho.""Pak CEO dan Yuki serasi ya. Satunya ganteng satunya cantik. Pantesan jodoh.""Hahaha ... iya, iya. Setuju.""Mereka memang cocok. Kalaupun meraka nggak pacaran, ya kita bakalan buat mereka pac

Sepulang kerja, Cristopher mengajak Yuki pergi mengunjungi papanya untuk makan malam bersama.Sepanjang perjalana menuju kediaman lama Cristopher, Yuki dan Cristopher beecerita soal rumor keduanya yang membuat sekantor heboh." ... nggak tahu lah ya. Heboh baget," kata Cristopher."Kamu yang bikin heboh. Jawabnya gitu amat," sahut Yuki."Memangnya jawabanku salah?" tanya Cristopher."Ya, enggak salah sih. Cuma gimana gitu," jawab Yuki."Gimana gitu maksudnya?" tanya Cristopher."Kayak berlebihan nggak sih? Kamu nggak perlu terlalu merendah dan meninggikanku kayak gitu," jawab Yuki."Astaga, sayang. Itu emang fakta lho. Aku 'kan yangngejar dan mepetin kamu duluan. Bahkan aku sempat buat kamu kesal dan karena aku mau nujukin niatanku, aku malah bikin masalah baru, sampai kamu datang marah-marah ke aku. Aku sih senang kamu omelin, soalnya kamu pas ngome kelihatan makin imut dan ngegemesin. Makanya 'kan aku pura-pura tuli dan nggak ngerti maksudmu supaya kamu makin kenceng ngomelnya. Eh,

Cristopher menarik kursi, mempersilkan papanya duduk. Dia juga menarik kursi untuk Yuki, lalu mempersilakan Yuki juga."Duduklah," kata Cristopher."Ok, makasih," jawab Yuki. Yang langsung duduk.Cristopher segera menyajikan makanan yang sekiranya Yuki sukai. Mendekatkan semua menu pada Yuki. Ia juga langsung memotong steak yang tersaji di hadapan Yuki."Nah, cobalah ini. Rasanya tak akan diragukan," kata Cristopher.Cristopher juga menbantu papanya memotong steak milik papanya dan mendekatkan menu yang papanya sukai."Papa juga makan yang banyak. Habiska steaknya," kata Cristopher.Stevano hanya menatap Cristopher tanpa bicara apa-apa. Dia senang putranya memperhatikannya."Sudah cukup. Kamu duduk dan makan saja sana," ucap Stevano.Cristopher segera duduk dan mulai makan."Selamat makan, Om," kata Yuki. Menatap Stevano."Ya, Nak. Selamat makan juga. Makanlah pelan-pelan. Makan juga apa yang mau kamu makan. Jika ada masakan yang tidak tersedia kamu boleh bilang pada pelayan. Biar ko