Di kantin ...Saat makan siang, Yuki mendapatkan pesan dari kakaknya, Yusak. Yusak mengajak Yuki dan Cristopher makan bersama kalau ada waktu. Karena tak bisa memutuskan sendiri, Yuki pun segera bertanya pada Cristopher.Yuki mendekatkan ponselnya ke Cristopher. Meminta sang kekasih membaca pesan dari kakaknya.Awalnya Cristopher tidak mengerti maksud Yuki, tetapi Yuki langsung meminta Cristopher melihat layar ponselnya.Cristopher membaca pesan dan langsung menatap Yuki setelahnya.Yuki mendekatkan wajahnya ke Cristopher, "gimana?" bisiknya."Ya sudah, kita temui saja. Toh kita nggak sering-sering ketemu juga?" bisik Cristopher."Ok," bisik Yuki tersenyum.Secepat kilat Yuki mengirim pesan balasan kepada Yusak. Menanggapi ajakan Yusak. Dan tidak lama balasan Yusak datang, menanggapi balasan Yuki."Sudah selesai 'kan? Balik yuk, Mel?" ajak Yuki."Boleh," jawab Amelia.Yuki menatap Cristopher, "kamu juga mau naik?" tanyanga."Iya dong. Masih harus selesaikan kerjaan nih," jawab Cristo
Yuki memegang tangan Cristopher yang menutupi wajah. Dia membuka tangan itu dan menatap wajah Cristopher lekat-lekat, "A-ada a-apa? Kenapa kamu ketawa kayak gitu?" tanya Yuki. "Nggak. Nggak apa-apa. Cuma ... kamu itu ngegemesin banget," jawab Cristopher tersenyum dan mencubit pipi Yuki. "Gemesin apa? Ada-ada aja deh," kata Yuki. Yuki hendak mengambil tas yang sebelumnya dia bawa, tetapi tangan Yuki dipegang oleh Cristopher. "Eh ... " Yuki menatap Cristopher, "ada apa lagi?" tanyanya. "Makan cemilannya nanti aja. Ada yang lebih penting dari itu," kata Cristopher. "Apa yang lebih penting?" tanya Yuki. Cristopher mengusap bibir Yuki, lalu menciumnya. Yuki terkejut, dia melebarkan mata ketika bibirnya bersentuhan dengan bibir Cristopher. Ciuman berakhir, Cristopher menatap Yuki dan mencium kening Yuki. "Aku mencintaimu," ucap Cristopher. "Kok kamu tiba-tiba gini. Ada apa sih? Aneh tahu nggak," kata Yuki. "Apanya yang ada apa? Enggak ada apa-apa, sayang. Aneh apa? Enggak ada y
Yuki membawa berkas dokumen di tangannya juga membawa kue yang didapatnya dari Stevano."Aku ke ruangan Pak kepala divisi dulu ya," kata Yuki."Ngumpulin laporan kah?" tanya Amelia."Iya. Kamu mau ikut?" tanya Yuki."Bentar, bentar. Aku rapikan dulu berkas dokumenku," kata Amelia.Amelia dengan gerakan secepat kilat merapikan dokumennya sekalian dengan mejanya."Akhirnya selesai," kata Amelia.Amelia bangkit berdiri dari duduknya dan mengajak Yuki pergi bersama."Ayo," ajak Amelia.Yuki dan Ameli berjalan bersama menuju ruang kepala divisi mereka.Amelia menatap bungkusan kue diatas berkas dokumen yang dipegang Yuki."Buat Pak kepala divisi?" tanya Amelia."Iya, nih. Aku 'kan dikasihnya banyak. Jadi, aku bagi-bagi aja sekalian. Semoga aja beliau suka," jawab Yuki."Iya, semoga aja," sahut Amelia.Keduanya sampai di depan ruangan Kepala divisi. Amelia segera mengetuk pintu ruangan, lalu membuka dan masuk ke dalam disusul oleh Yuki."Selamat siang, Pak," sapa Amelia.Siang, Pak," sapa Y
Akhirnya yang ditunggu-tunggu muncul. Cristopher dan Yuki bergabung dengan Stevano di meja makan."Selamat pagi, om ... " sapa Yuki dengan begitu manis."Selamat pagi. Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" jawab Stevano yang langsung bertanya balik."Sangat nyenyak," jawab Yuki tersenyum cantik."Baguslah. Sering-seringlah mampir dan menginap," kata Stevano.Stevano menatap Cristopher, "kamu, ke mana saja kamu pagi-pagi sudah menghilang?" tanya Stevano."Aku? Aku nggak ke mana-mana kok. Aku ... olahraga," jawab Cristopher."Dasar pembohong! Papa melihatmu masuk kamarmu. Kamu pikir papamu ini buta, hah?" sahut Stevao menatap tajam ke arah Cristopher.Cristopher tersenyum lebar, "hehe ... ketahuan ya?" ucapnya."Dasar anak ini," ucap Stevano geregetan.Yuki mengerutkan dahi bingung. Dia tidak mengerti dengan percakapan Stevano dan Cristopher."Tidurmu nggak diganggu 'kan, Yuki?" tanya Stevano."E-enggak kok, om. Cuma apa maksudnya ya, om? Kok saya nggak bisa ngerti maksud percakapan om sa
Cristopher menutup album foto, dan berdiri dari duduknya. Dia membawa album foto untuk dikembalikan ke tempatnya."Papa tidurlah. Sudah tengah malam lho," kata Cristopher."Kamu juga. Jangan cuma memerintah papa," kata Stevano.Cristopher kembali berjalan mendekati tempat tidur, dia langsung naik, masuk dalam selimut dan berbaring."Sudah 'kan? Papa juga berbaring. Jangan cuma duduk," kata Cristopher."Hm," gumam Stevano.Stevano segera membenahi bantalnya dan berbaring. "Pa ... " panggil Cristopher."Ya?" jawab Stevano menatap Cristopher yang menatapnya dengan tatapan mata sendu."Kenapa? Kok tatapanmu kelihatan sedih gitu?" tanya Cristopher."Ahir pekan ini. Papa nggak lupa 'kan?" tanya Cristopher."Enggak lupa kok. Kenapa? Kamu mau nggak bisa? Mau ngubah jadwal?" tanya balik Stevano."Bukan gitu. Aku cuma ngingetin aja," jawab Cristopher."Papa sudah ngosongin jadwal sejak kamu ngajakin papa waktu itu. Jadi, papa sudah siapkan semuanya," kata Stevano."Papa semangat sekali ya mau
Karena masih belum mengantuk, Cristopher menyempatkan membaca buku sebentar. Sampai hampir tengah malam.Tiba-tiba saja Ceistopher menguap dan matanya berair. "Aduh, ngantuk. Harus langsung tidur nih," kata Cristopher yang langsung menutup buku.Cristopher segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju rak buku untuk mengebalikan buku yang baru dibaca. Dia berjalan mendekati pintu ruangan, mematikan lampu dan keluar dari ruang baca.Criatopher segera turun, dia berjalan perlana menyusuri tangga. Dilihatnya lampu ruang tengah dan area dapur sudah gelap. Artinya semua penghuni rumah termasuk pelayan sudah beristirahat.Sesampainya di lantai bawah, Cristopher langsung berjalan menuju kamar papanya. Dia mengetuk pelan pintu sebanyak tiga kali, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam kamar."Baru turun?" tanya Stevano.Cristopher kaget. Karena mengira papanya sudah tidur, ternyata belum."Papa belum tidur?" tanya Cristopher yang baru menutup pintu kamar tidur papanya.Cristopher berbalik