"Gimana?" "Dengerin dulu. Dia taunya kita masih diem-dieman. Dan mungkin berpikir kalau gue masih berada di pihak dia. Memang setelah kejadian di kapal. Gue nggak menjauh, lebih tepatnya, dia dipecat, pindah ke kantor baru, tapi sebenarnya komunikasi kita nggak pernah putus." Dadaku tiba-tiba terasa panas. "Dia minta gue buat masukin ini ke minuman lo." Mataku melotot, melihat dia mengeluarkan botol mini berisi bubuk putih mencurigakan dari dalam clutchnya yang dibuka sedikit sekali, seperti celah. "Apa itu Mba?" Dia mengangkat bahu, dan cepat-cepat menyembunyikannya lagi. "Siapa yang tau? Mungkin racun tikus, obat tidur, atau malah obat perangsang," katanya. "Padahal kalau beneran obat perangsang dia nggak perlu pakai bubuk segala, udah nggak zaman, sekarang banyak obat perangsang yang lebih simple, dalam bentuk cokelat, perme
Terakhir Diperbarui : 2025-06-01 Baca selengkapnya