"Kalau ini bukan soal makanan lebih baik kamu lupain aja, Roy." "Duduk dulu, Mita." Sialan. Sebulan aku tidak bertemu dengannya sejak yang terakhir kali. Dan di sinilah dia, dengan setelan kasual semi-formal, kemeja yang digulung sampai siku, rambut berantakan tapi tetap tampan, tangan melingkar di cangkir kopi, tatapan santai seakan menikmati hidangan. Roy Dihan penuh kepalsuan karena ketika aku menolak, dia berkata tegas. "Kamu ingin menarik perhatian?" Bagaimana aku bisa mengabaikannya? Dia sengaja komplain agar bisa menemuiku. Tamu-tamu di meja lain sudah melirik, tersenyum pada Roy, tapi karena kebanyakan mereka adalah para old money yang punya adab, tidak ada yang lancang melotot kepo. Walaupun begitu, bukan berarti mereka tidak penasaran. Roy memang sendirian tapi kehadirannya saja sudah mencuri atensi. "Kak?" Lea berbisik dari balik punggungku, alis mengernyit menatap kami. Antara cemas dan ragu-ragu. "Nggak pa-pa Le, kamu bisa tinggalin aku sendiri," putusku
Last Updated : 2025-05-14 Read more