Aurora menutup mata, mendengarkan dalam diam. Musik itu bukan sekadar bunyi—ia seperti doa, atau mungkin harapan yang belum sempat terucap.Saat lagu usai, Aurora berbisik, “Kalau kamu jadi nada, aku ingin jadi keheningan di sekitarnya. Agar semua orang bisa mendengarmu.”Raku tersenyum. “Dan kalau kamu jadi lukisan, aku ingin jadi bingkai. Supaya kamu selalu terlihat, tanpa pernah sendiri.”Malam itu, nada dan hening, musik dan sunyi, saling memeluk—di tempat yang berbeda namun dengan hati yang sama.***Hujan pagi membasahi jalanan batu di Positano. Mateo memegang payung besar hitam sambil menggandeng tangan Aileen yang membawa dua pot tanaman kecil—lavender dan rosemary.“Ini bukan sekadar tanaman,” ujar Aileen, setengah berbisik. “Ini harapan. Kita menanam, menyiram, lalu bersabar.”Mateo menatap wajah istrinya yang sedikit basah oleh embun hujan. “Aku siap menyiramnya tiap hari. Bahkan kalau hujan deras sekalipun, aku akan tetap merawatnya.”Mereka menanam dua pot itu di halaman
Terakhir Diperbarui : 2025-06-23 Baca selengkapnya