Elvano diam. Ia tak langsung menjawab. Ia menatap Aileen, memperhatikan rambutnya yang tergerai, wajahnya yang teduh, dan senyum yang selalu membuatnya tenang. Lalu perlahan, tanpa berkata sepatah kata pun, ia meraih wajah Aileen dengan satu tangan.“Aku… cuma ingin ini,” bisiknya.Dan sebelum Aileen bisa menjawab, bibir mereka bertemu dalam ciuman sunyi di antara tumpukan buku dan lorong-lorong sepi. Aileen tidak menolak. Ia membalas, lembut dan pelan, seperti menyimpan perasaan yang sudah terlalu lama ia pendam.Ciuman itu bukan ciuman yang terburu-buru atau penuh gairah anak muda. Tapi lebih seperti pertemuan dua jiwa yang saling menemukan. Hening, hangat, dan jujur. Waktu seolah berhenti di sela-sela rak buku tua itu.Ketika mereka melepaskan diri, mata Aileen berkaca-kaca, bukan karena sedih, tapi karena bahagia yang terasa sederhana. Elvano mengusap pipinya dengan ibu jari. “Aku nggak tahu ini akan ke mana, tapi aku tahu aku serius.”Aileen tersenyum. “Aku juga.”Dan di balik tu
Terakhir Diperbarui : 2025-06-18 Baca selengkapnya