All Chapters of Gairah Cinta CEO dan Peramalnya: Chapter 61 - Chapter 70

111 Chapters

Bab 61. Rahasia Besar

Reza terus memacu mobilnya di jalanan yang semakin ramai. Klakson kendaraan lain bersahutan ketika ia menyalip dengan kecepatan tinggi. Anya menggenggam erat sabuk pengaman, jantungnya berdetak liar.“Mereka masih mengejar!” Rio berseru dari kursi belakang, matanya tak lepas dari kaca belakang. Dua motor itu tetap membuntuti mereka, bahkan semakin mendekat.Reza menekan pedal gas lebih dalam, mencoba mencari jalan keluar. Tapi tiba-tiba—jalan di depan mereka berakhir di sebuah gang buntu.“Sial!” Reza membanting setir ke kiri, namun ruang untuk berbelok terlalu sempit.Anya menoleh panik. “Kita harus keluar dari sini sekarang!”Motor pengejar berhenti beberapa meter dari mereka. Dua pria berpakaian hitam turun, salah satu dari mereka mengacungkan pistol ke arah mobil.Rio meraih pegangan pintu. “Kita harus lari ke dalam gang sebelum mereka menembak!”Reza dan Anya saling pandang sejenak, lalu mengangguk. Tanpa membuang waktu, mereka bertiga membuka pintu dan berlari ke gang kecil di s
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 62. Vila yang Menyimpan Rahasia

Malam itu, Anya, Reza, dan Rio berkumpul di apartemen Reza untuk membahas langkah selanjutnya. Pikirannya masih dipenuhi oleh informasi yang baru saja mereka temukan."Kita harus menemukan orang itu secepatnya," kata Reza dengan nada serius. "Kalau dia benar-benar tahu sesuatu tentang Nathan, dia mungkin dalam bahaya seperti Larasati dulu."Anya mengangguk, pikirannya masih tertuju pada sosok misterius dari masa lalu Nathan. "Siapa sebenarnya orang ini, Reza? Bagaimana kamu tahu dia bisa membantu?"Reza menghela napas dalam. "Aku pernah mendengar tentang dia dari Larasati sebelum dia meninggal. Namanya Adrian. Dia dulu bekerja untuk Nathan, tapi tiba-tiba menghilang tanpa jejak."Rio menyipitkan matanya. "Menghilang? Maksudmu dia mungkin sudah...""Tidak," potong Reza cepat. "Dia tidak mati. Aku yakin dia hanya bersembunyi. Dan jika kita bisa menemukannya, mungkin dia bisa memberi kita jawaban."Anya menggigit bibirnya, merasa cemas. "Tapi bagaimana kita bisa menemukannya? Kalau dia b
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 63. Sosok di Balik Kemudi, Kotak Pandora Terbuka

Anya merasakan ketegangan, detak jantungnya berpacu. Reza dan Rio saling bertukar pandang, mencari jalan keluar. Nathan masih berdiri di halaman, sementara seseorang yang tak terlihat semakin mendekat dari dalam rumah.“Kita harus keluar dari sini,” bisik Rio.Tanpa berpikir panjang, Reza meraih tangan Anya dan menariknya ke sisi balkon. Ada pohon besar di dekatnya, dengan cabang yang cukup kuat untuk menahan berat mereka.“Kita lompat ke sana,” ujar Reza mantap.Anya menelan ludah. Itu terlihat berbahaya, tapi lebih baik daripada terjebak di sini bersama Nathan.Rio melompat lebih dulu, mencengkeram cabang pohon dan dengan gesit turun ke tanah. Reza membantu Anya memanjat pagar balkon sebelum dia sendiri melompat turun dengan sigap.Mereka bertiga mendarat di rerumputan, napas memburu. Nathan tampak terkejut dengan aksi nekat mereka, tapi sebelum dia bisa bereaksi, mereka sudah berlari menembus pekarangan dan keluar dari area vila.“Ke mobil!” seru Rio.Namun, saat mereka hampir menc
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 64 Penampakan Larasati

Malam turun dengan angin yang menusuk, membawa bisikan yang sulit dijelaskan secara logika. Anya duduk di atas sajadah, menenangkan hatinya dengan dzikir. Tapi entah mengapa, malam itu berbeda. Ada aura berat yang memenuhi udara, seperti pertanda akan sesuatu.Telepon genggamnya bergetar. Pesan masuk dari nomor tak dikenal: “Aku belum tenang. Lihat ke cermin.”Anya tertegun. Napasnya tercekat, tapi perlahan ia bangkit dan melangkah ke depan cermin besar di sudut kamarnya.Awalnya tak ada yang aneh. Tapi dalam kerlip kecil lampu meja, bayangan Larasati muncul di belakangnya. Tak marah. Tak sedih. Hanya tatapan mata penuh pesan. Mulutnya bergerak pelan, tapi tak ada suara.Anya menatapnya lewat cermin. “Apa yang kamu inginkan dariku, Laras?”Bayangan itu menunduk, lalu menunjuk ke arah laci meja kecil di kamar. Anya mendekat, membukanya, dan menemukan satu buku catatan lama—bukan miliknya. Ia memeriksa halaman pertama: “Catatan Larasati.”Tangan Anya bergetar. Di halaman berikutnya te
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 65: Bukti Video Kejahatan Nathan

Malam itu, setelah konfrontasi penuh emosi dengan Reza, Anya duduk di ruang tamu apartemennya. Cahaya lampu redup menemani kegelisahan dalam pikirannya. Di atas meja, kartu tarot yang tadi pagi ia gunakan masih berserakan.Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil satu kartu secara acak.The Moon.Kartu kebohongan, ilusi, dan rahasia yang belum terungkap.Seolah semesta sedang berbicara. Anya menatap kartu itu lama, lalu berbisik pada dirinya sendiri, “Sudah cukup. Ini waktunya membuka semuanya, satu per satu.”Beberapa saat kemudian, ponselnya bergetar. Pesan masuk dari nomor tak dikenal."Kau ingin tahu siapa yang membunuh Larasati? Temui aku di taman belakang gedung teater tua. Malam ini. Sendiri."Anya menelan ludah. Jantungnya berdetak cepat. Ia menatap ke luar jendela. Malam itu sunyi, tapi penuh firasat. Bukan hanya karena undangan misterius itu—tapi karena ia tahu, setiap langkah semakin mendekatkannya ke sisi tergelap dari kebenaran.Ia menggenggam ponsel erat-erat, lalu b
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 66: Bertemu dengan Sekutu

Anya berdiri terpaku di depan jendela apartemennya. Langit malam Jakarta membentang kelabu, seperti menyembunyikan rahasia yang tak terucapkan. Pikirannya penuh oleh isi flashdisk dan pesan ancaman yang baru saja masuk. Tapi kali ini, ia tidak ingin lari.Ia menarik napas panjang dan menatap pantulan wajahnya di kaca. “Larasati sudah cukup berani… sekarang giliranku.”Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Reza.“Halo?” suara Reza terdengar khawatir.“Kita harus bicara. Sekarang. Aku tahu siapa yang terlibat… dan aku tahu kenapa Larasati dibunuh.”Reza tak menjawab seketika, lalu berkata dengan pelan, “Aku datang.”Tak butuh waktu lama, Reza tiba di apartemen. Anya memutar video itu lagi untuknya. Reza duduk dengan tubuh menegang, sorot matanya berubah serius.“Ini bisa menghancurkan banyak orang, Anya.”“Aku tahu,” jawabnya mantap. “Tapi ini juga bisa jadi keadilan untuk Larasati. Dan… mungkin untuk orang-orang yang pernah dibungkam Nathan selama ini.”Reza menatapnya, kagum dan khaw
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 67: Kebenaran yang Tertunda

Hujan belum reda saat Anya menyalakan lilin di sudut apartemennya. Listrik tiba-tiba padam sejak lima belas menit lalu. Petir menyambar, menggetarkan kaca jendela. Dan entah mengapa, malam ini terasa lebih sunyi, seolah ada sesuatu yang menahan waktu.Anya duduk di dekat jendela, sambil menggenggam satu kartu tarot—The Moon. Kartu yang selalu muncul belakangan ini. Simbol ilusi, kebohongan, dan kebenaran yang tersembunyi.Tiba-tiba, ponselnya menyala. Pesan suara dari Dinda."Anya… aku butuh bicara. Aku baru saja cek rekaman asli dari flashdisk kamu. Ada bagian yang seperti dimanipulasi. Seseorang mencoba menghapus satu detail penting. Tapi aku berhasil ambil kembali datanya. Ada nama lain yang terlibat. Bukan hanya Nathan."Jantung Anya berdebar cepat."Kita harus ketemu. Tapi jangan di tempat biasa. Aku takut kita sedang dipantau. Kirim aku lokasi yang aman. Dan satu lagi… hati-hati dengan Reza. Aku belum yakin, tapi—”Pesan berhenti. Terputus. Tidak selesai.Anya menatap ponselnya
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 68: Membaca Energi Kembar

Pagi itu, Anya kembali membuka satu kotak tua yang sebelumnya belum sempat dibuka. Di dalamnya terdapat beberapa lembar jurnal, secarik peta kecil bergambar simbol aneh, dan sebuah liontin perak berbentuk bulan sabit.Ia memutar liontin itu, dan ternyata bisa dibuka. Di dalamnya ada potongan foto kecil—wajah seorang bayi laki-laki. Di belakangnya tertulis inisial: E.N."El dan… Nathan?" gumamnya pelan.Rio yang datang tanpa pemberitahuan langsung duduk di seberangnya. “Apa kamu tahu... kalau Nathan pernah ikut komunitas spiritual underground? Tempat orang-orang bicara soal reinkarnasi, manipulasi energi, bahkan eksperimen jiwa?”Anya mengangkat alis. “Kamu yakin ini bukan teori konspirasi?”“Aku baru saja pulang dari tempat itu. Dan kamu harus lihat ini,” kata Rio sambil membuka ponselnya. Ia menunjukkan video pendek yang direkam diam-diam. Terlihat Nathan sedang memimpin semacam ritual, mengenakan pakaian hitam dengan simbol bulan dan mata.Di belakang Nathan, tampak El berdiri… mata
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 69: Bayangan yang Mengintai

Anya berdiri di depan kaca di apartemennya malam itu, menatap bayangan dirinya yang samar, seolah mencoba membaca sesuatu yang tak bisa dijelaskan hanya lewat logika. Pikirannya sibuk dengan apa yang baru ia temukan di restoran. All—kembaran El—datang menyamar. Tapi apa niatnya?Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Nomor tak dikenal.“Anya,” suara berat terdengar di seberang. “Kamu belum tahu segalanya tentang All.”Anya terdiam. “Siapa ini?”“Aku seseorang yang pernah ada di lingkaran mereka. El dan All. Mereka tidak hanya kembar biasa. Mereka bagian dari eksperimen lama, dan hanya satu yang stabil. Tapi... yang satunya memiliki kemampuan spiritual lebih tinggi.”Jantung Anya berdegup cepat. “Kamu bicara soal All?”“Ya. All tidak hanya menyamar. Dia mengambil identitas El. Secara perlahan. El menghilang, dan All mulai menyusup ke hidup semua orang yang pernah dekat dengan El, termasuk kamu, Rina, bahkan Nathan.”“Kenapa?”“Karena El tahu sesuatu tentang kematian Larasati yang seharusnya ti
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 70: All adalah hasil eksperimen?

Pagi itu mendung menggantung, seolah langit tahu bahwa akan ada rahasia yang terbongkar. Anya dan Rina berkendara menuju vila tua yang ada di foto, tempat yang disebut-sebut sebagai pusat aktivitas Nathan dan mungkin juga All.Jalan menuju vila itu dipenuhi pohon besar dan semak-semak tinggi. Udara dingin menusuk kulit. Saat mereka tiba, bangunan tua dengan cat terkelupas dan jendela-jendela tinggi itu berdiri angkuh, seperti menyimpan kisah kelam yang tak ingin diungkap."Ini tempatnya..." gumam Rina pelan, matanya menyapu setiap sudut bangunan.Mereka mendorong pintu kayu yang sudah rapuh. Bunyi deritnya menggema ke seluruh ruangan. Debu beterbangan, aroma kayu lembap menyeruak. Di dinding terdapat lukisan-lukisan abstrak, sebagian rusak dan jatuh. Tapi di tengah ruangan, ada sesuatu yang membuat Anya terdiam: sebuah papan altar spiritual, lengkap dengan lilin yang sudah meleleh dan simbol-simbol aneh di sekitarnya."Ada yang masih pakai tempat ini," bisik Anya.Rina berjalan ke sis
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status