All Chapters of Rahasia Cinta Tuan Jonas : Chapter 101 - Chapter 110

"Yoga, maaf ya... sudah bohong sama kamu soal ini." Permintaan maaf Alesha ucapkan beberapa waktu setelah sang papa meninggalkan ruangan. "Santai saja, Sha. Aku enggak marah kok. Kamu kan juga punya alasannya." Kepala Alesha mengangguk lalu menghela napas panjang. "Dari semua teman yang taunya kalau ayah aku cuma seorang driver ojek, cuma kamu yang tetap mau menerima aku dengan baik. Padahal yang lain selalu menghina dan merendahkan aku." "Ke teman sekolah kamu juga bilang kalau papa kamu driver ojek, Sayang?" tanya Jonas. Helaan napas panjang dan anggukan kepala kembali Alesha gunakan untuk merespon pertanyaan yang diajukan kepadanya, kali ini dari suaminya. "Sejak pindah sekolah, dibanding diantar papa atau mama, aku lebih memilih diantar sopir tapi naik motor... pas waktu pertama teman-teman aku lihat, mereka sudah langsung meremehkan dan karena aku malas dekat dengan orang-orang yang sering memandang status sosial, ya sudah aku lanjut saja bilang kalau aku anak driver oj

Tidak mendapat penjelasan apa-apa dari Kiara, Alesha beralih mendesak yang bersangkutan yaitu suaminya sendiri untuk memenuhi rasa ingin tahunya yang sudah berada di ubun-ubun. "Apa perlu sekali kamu tau soal itu, Sayang? Itu sudah masa lalu--" "Ck tapi aku penasaran. Pengen tau tentang mantan kamu. Cepat cerita!" rengek Alesha tak mau menyerah. Jonas menghela napas panjang, lalu menggumam protes. "Ck, gara-gara Kiara kamu jadi seperti ini. Memang itu anak harus diberi hukuman!" Kedua bola mata Alesha mendelik tajam. Tangannya bergerak cepat mencubit kecil lengan suaminya hingga pria itu mengaduh kesakitan. "Ya ampun, Sayang... ini sakit!" Jonas mengusap-usap bekas cubitan Alesha yang menimbulkan nyeri serta panas. Kali ini tidak bohong. Sementara Alesha si pelaku berdecih tak peduli. "Rasain! Suruh siapa kamu malah nyalahin Kiara, padahal Kiara enggak salah apa-apa." Selain menghela napas panjang, Jonas juga memutar bola matanya malas. "Huh lagi-lagi Kiara! Suami kamu i

"Jeno, kakak hubungi lagi nanti!" kata Jonas lalu memutuskan begitu saja sambungan telepon, tanpa menunggu sahutan sang adik. "Sayang, apa maksud omongan kamu tadi?" tanya Jonas fokus pada Alesha yang ada di depannya. "Aku mau jadi mata-mata di perusahaan kamu yang di luar kota itu!" jawab Alesha tanpa beban. Ringan saja, padahal jadi mata-mata bukan hal yang mudah dan cukup beresiko. "Ck ngawur kamu!" decak Jonas protes. "Ish kenapa? Aku juga pengen bantu kamu." "Iya terima kasih buat niat baik kamu, Sayang... tapi untuk jadi mata-mata, Jeno pasti sudah ada orangnya yang dia siapkan." Segala bujukan harus Jonas lakukan agar istri kesayangannya itu berubah pikiran. Ia tak akan mau sampai istri tercintanya kenapa-kenapa. "Ck tapi aku mau bantu perusahaan kamu dengan jadi mata-mata di sana, Jonas. Aku mau lihat sendiri apa saja sedang terjadi!" sahut Alesha keras kepala. "Tapi Sayang--" "Jonas, please... boleh ya?" potongnya penuh permohonan. "Tapi kamu istri pemilik p

Jonas terkesiap keras ketika melihat benda yang ditunjukkan sang istri di tangan kanannya. "Tolong bawa sini, Sayang!" Alesha mengangguk lalu mengulurkan tangannya dan menyerahkan benda kecil berwarna hitam tersebut pada sang suami. Jonas mengamati, mengutak-atiknya sebentar baru kemudian meraih ponsel dan menghubungi seseorang. "Jeno, apa kamu meninggalkan benda ini di ruangan kakak?" tanya Jonas langsung begitu sambungan video tersambung. Satu tangannya yang bebas mengangkat benda penemuan istrinya tersebut guna ditunjukkan pada lawan bicaranya. "Enggak, Kak. Itu... mikrofon?" Jeno tampak terkejut. Kepala Jonas mengangguk. "Mikrofon kecil ini ditinggalkan pemiliknya di atas nakas--" "Tunggu, Kak! Apa ada orang lain yang datang menjenguk kakak setelah aku?" sela Jeno memotong. "Enggak, terakhir yang keluar dari ruangan kakak itu kamu, Je." "Sebelumnya? Apa ada orang mencurigakan yang datang menjenguk?" Kedua mata Jonas menyipit, berusaha mengingat siapa saja yang

Syarat dari Nyonya Aisha wajib dilakukan. Alesha akan mengajak Jonas menemui kedua orang tuanya secara bergantian nanti, begitu keluar dari rumah sakit dan kembali ke ibukota. Tak lama setelah kunjungan orang tua Jonas, dokter yang merawat yaitu Yoga datang memeriksa kondisi Jonas. "Oke sudah bagus semuanya. Sudah lebih bugar dari kemarin, sepertinya dirawat istri tercinta dengan sangat baik sehingga mempercepat penyembuhan!" ucap Yoga. "Alhamdulillah!" sahut Alesha lega. "Hm, apalagi kalau sudah dapat jatah semalam!" seloroh Yoga tiba-tiba dengan suara berbisik dengan sedikit mendekatkan wajahnya ke telinga Alesha. Kedua alisnya dinaik-turunkan. Yang seketika membuat tubuh Alesha menegang. Kedua pipinya memerah seperti kepiting rebus. Tersipu malu. "Nga-wur kamu!" sahutnya tergagap. Yoga terkikik geli. Sementara Jonas tersenyum dengan lebar. "Kebutuhan biologis, tidak bisa ditunda!" sahut Jonas tak ada yang ditutup-tutupi. Dan langsung saja cubitan tak terlalu meny