All Chapters of Satu Malam Untuk Selamanya : Chapter 191 - Chapter 200

“Tolong lepaskan tangan saya. Saya tidak ingin ada gosip di kantor.”“Aku tidak peduli, Claire. Karena jika aku lepas, kamu pasti melarikan diri lagi!”“Saya janji tidak akan melarikan diri.”Levin menarik pergelangan tangan Claire yang masih sibuk berusaha melepaskan diri darinya hingga wanita itu terpekik kaget saat tubuh rampingnya menabrak dada bidang milik Levin. Dada yang selalu Claire jadikan tempat bersandar setiap kali mereka selesai bercinta. Dada yang membuatnya nyaman. Dada yang…‘Shittt, jangan salah fokus, Claire!’ “Sayangnya aku tidak percaya pada janjimu, Sayang!” bisik Levin tanpa peduli kalau tindakannya barusan berhasil membuat hati para wanita jatuh berserakan karena patah hati! Tidak peduli kalau tindakannya barusan membuat Claire memiliki segudang musuh baru di kantor ini! Claire mengeluh dalam hati, memikirkan apa yang akan terjadi besok. Selama bekerja di perusahaan ini, Claire berusaha menjaga diri sebisa mungkin agar tidak membuat

Kini, Levin menatap Revel yang asyik melahap fettucini di hadapannya. Sepertinya putranya memang menyukai pasta karena waktu itu, Levin pernah mendengar saat Revel ingin menyantap mac and cheese.“Makannya pelan-pelan ya,” ucap Claire sambil membantu Revel yang sedikit kesulitan karena fettucini memiliki bentuk lebih lebar dibanding spaghetti.Levin memperhatikan interaksi antara Claire dan Revel sambil tersenyum lembut. Sepertinya Claire bisa bersikap lembut dengan siapapun, kecuali dengan Levin! Setelah menyantap habis makan malamnya, mata Revel langsung berbinar ceria saat gelato cokelat berukuran besar disajikan ke hadapannya! Tidak heran kalau Revel menghabiskannya dengan lahap karena baru kali ini dirinya diizinkan makan gelato sebesar ini. Tidak heran, karena selama ini Claire memberi batasan tegas mengenai makanan yang boleh disantap. Claire tidak ingin Revel sakit hanya karena makanan.Mengingat tidak semua makanan diolah dengan benar, meski di restora

Dengan kesal Claire meninggalkan toilet, membiarkan para penggosip itu bicara sesuka hati. Percuma, ucapannya tidak dipercaya meski itu kebenarannya. Lagipula bagaimana mungkin Levin mengucap dusta sebesar itu?! Keterlaluan! Menikah? Istri? Levin pasti sudah gila karena menciptakan kebohongan seperti itu! Levin, yang tidak sengaja berpapasan dengan Claire, menatap puas pada wanita itu yang wajahnya terlihat kesal, namun menggemaskan di matanya. Pasti karena berita yang berhubungan dengan dirinya. Meski Levin tidak dapat mendengar pembicaraan mereka tadi, tapi menilik dari kekesalan Claire, Levin yakin kalau itu ada hubungannya dengan ucapannya saat di pantry kemarin! Tentang Levin yang mengakui Claire sebagai istrinya. Hah! Biarkan saja. Lagipula Levin tidak sepenuhnya bohong. Andai wanita itu tidak melarikan diri darinya, mereka pasti sudah menikah! Apalagi jika mengingat Revel yang hadir lebih awal meski usia mereka masih terbilang belia! Saat jam pul

Claire terduduk lemah saat melihat Levin keluar dari rumahnya dengan raut wajah terpukul, terlihat terluka dengan ucapannya. Claire sadar kalau ucapannya sangat keterlaluan. Tapi itulah kekhawatiran yang selama ini dirinya rasakan!Claire tidak ingin menikah dengan Levin hanya karena keterpaksaan semata. Hanya karena dirinya sudah terlanjur hamil. Claire takut jika pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan seperti itu akan berakhir dengan perceraian, jadi daripada bercerai, Claire lebih memilih tidak menikah! Sengaja melepaskan Levin dari tanggung jawab. Pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Yang menikah secara sadar dan dilandasi dengan cinta saja banyak yang bercerai, apalagi yang terpaksa menikah hanya karena hamil sepertinya? Persentase cerai pasti akan jauh lebih tinggi! Claire menyugar rambutnya dengan kesal. Setelah mengungkapkan apa yang ada di hatinya selama ini, bukannya merasa lega, tapi Claire malah merasa frustasi! Merasa bersalah. Merasa ma

Nick menertawakan pemikirannya sendiri yang terkesan lebay, tapi memang itulah yang dirinya rasakan. Nick tidak mungkin memaksa Claire untuk menerima perasaannya kan? Sedekat apapun hubungannya dengan Claire, mereka tetap hanya sebatas sahabat. Jika Claire telah memilih Levin, sebrengsek apapun pria itu, Nick harus bisa menerimanya dengan lapang dada. Dulu, dirinya memang sudah memutuskan untuk melupakan Claire, tapi masalahnya, hingga detik ini, hati dan pikirannya masih enggan berpaling. Namun kehadiran Levin menyadarkan Nick kalau dirinya tidak mungkin menundanya lagi.Nick harus segera memupus perasaannya pada Claire. Kembali ‘mengaktifkan’ mode sahabat tanpa embel-embel perasaan seperti cinta. Tapi sebelumnya, Nick harus melakukan satu hal, yaitu memastikan keseriusan Levin terhadap Claire, dan yang pasti memastikan ketulusan Levin pada Revel. Nick tidak ingin Levin menyakiti hati Claire. Wanita itu sudah cukup menderita, jangan ditambah lagi. Sejauh ini, Claire m