“Mas jemput kamu, Sayang.” Kinara tersenyum menatap kesayangannya dari sambungan panggilan video. “Mas, nggak perlu. It’s okay, take your time. Aku bisa langsung ke pemakaman, itu juga kalau sempat. Aku akan kabari kamu kalau sudah landing, ya,” ujar Kinara, tenang. Aditama tampak tak puas dengan jawaban sang istri. “Kalau begitu izinkan Vano yang jemput kamu. Please, Sayang,” tawar Aditama. “Iya, boleh, Mas,” jawab Kinara, akhirnya mengalah. Kinara tersenyum melihat Aditama menghembuskan napas lega. “Mas … tabah ya,” lirih Kinara. “Hal ini tidak pernah terbayangkan sama sekali, Ra. Tetap di sisi Mas, ya. Mas butuh kamu.” “Soon. Bisa peluk-peluk sepuasnya—Mas, aku mau masuk pesawat. See you, ya.” “Kabari Mas ya, Sayang.” Panggilan suami istri itu berakhir menyisakan hangat di hati Aditama. Secinta itu Kinara pada Aditama, tidak ingin suaminya melewati kesedihannya seorang diri, wanita itu memilih terbang dari Bandung menuju Singapura begitu mengetahui kabar tentang Darius.
Last Updated : 2025-07-03 Read more