Semua Bab Transmigrasi Dendam: Aku Kembali, Tidak Lagi Lemah!: Bab 231 - Bab 240

Pembicaraan serius mereka hanya di hari pertama setelah tiga hari Balryu merawat perempuan itu tidak ada pembahasan yang benar-benar serius mereka hanya bicara sesekali tentang hal remeh ataupun tidak bicara sama sekali namun mereka punya pemahaman diam-diam yang tidak perlu diucapkan, seperti Yukine ingin pergi ke kamar mandi hanya bergerak sedikit sambil melihat pintu kamar mandi Balryu akan segera datang dan menantunya meskipun awalnya canggung namun perlahan karena situasi yang mendesak yang mengharuskan keduanya kontak fisik. "Anggap saja aku perawat," ujar Balryu suatu hari karena Yukine terlihat sangat canggung saat Balryu memegang tangannya ingin membantu perempuan itu pergi ke kamar mandi.Mau bagaimanapun Yukine masihlah seorang perempuan dan Balryu seorang laki-laki, mereka seperti orang asing yang ditempatkan di ruangan yang sama. Beberapa kali Yukine bersikeras pergi ke kamar mandi sendiri dan Balryu hanya memegangi tangannya menjaganya dari samping namun setelah Yukine

Balryu mengupas buah untuk dua wanita itu, Xiyun kembali berkunjung secara diam-diam dua hari kemudian. Wanita itu sangat banyak bicara dan Yukine dengan tenang mendengarnya sedangkan Balryu duduk di sisi yang lain mengupas buah untuk mereka dan tiap kali selesai mengupas maka habis juga buah itu. Balryu tidak berkomentar meskipun ibunya sendiri mengabaikannya dan lebih senang bicara pada Yukine. Balryu malah senang melihatnya karena Yukine akan terus tersenyum pada ibunya seperti ketika perempuan itu bersama dengan anak-anak. Balryu menjadi pendengar yang baik untuk dua wanita itu yang sedang membacakan ini itu."Apakah kamu punya makanan kesukaan tertentu, lain kali jika aku datang aku akan membawakan makanan kesukaan mu?" tanya Xiyun ambil menguyah buah yang dikupas oleh putranya."Aku bisa makan apapun," jawab Yukine pelan, perempuan itu juga sedang menguyah buah pir yang penuh dengan air."Itu bagus."Balryu sedikit mengangkat pandangannya melihat ekspresi perempuan itu yang sep

Pria tua itu ternyata penuh dengan akal bulus, ia menyiapkan kamar untuk Yukine dan keponakannya bersebelahan dan kamar itu terlihat tidak kedap suara sama sekali, suara sedikit saja bisa didengar oleh orang yang ada di sebelah, yang membuat Yukine dan Balryu tidak habis pikir bagaimana bisa ada sebuah pintu yang menghubungkan dua kamar itu. "Untuk apa pintu di tengah ini?" tanya Balryu dengan bingung pada pamannya. "Bukankah aku sangat baik? Aku memikirkannya berulang kali mungkin jika suatu malam Mahima membutuhkanmu untuk membantunya ke kamar mandi." Meskipun itu masuk akal namun pasti ada alasan lain di baliknya."Tapi sepertinya bukan itu yang paman pikirkan?" ucap Balryu penuh selidik. "Apa yang bisa aku pikirkan?""Apa kalian sudah selesai berdebat?" Yukine memotong perdebatan mereka. "Bisakah aku istirahat sekarang?" Perempuan itu memasang wajah dingin.Dokter Halaong dan Balryu keluar dari kamar perempuan itu namun masih terus berdebat. Yukine merebahkan tubuhnya dengan ha

Orang yang ditunggu sedang duduk setengah bersandar di kamar sebelah, perempuan itu sedang menikmati tontonan sambil menikmati makanan ringan yang baru saja dibelikan oleh Balryu. Satu bungkus itu telah habis Yukine berniat untuk mengambil lagi namun itu terlalu jauh dari jangkauannya dan baru sadar jika sudah banyak bungkus kosong yang telah memenuhi tempat sampahnya "Aku sudah mengabiskan sebanyak ini dalam satu waktu?" ujar Yukine pada dirinya sendiri. Yukine menutup wajahnya dengan satu tangannya. "Aku akan merasa malu pada Balryu jika orang itu tahu aku telah menghabiskan banyak makanan secepat ini." Yukine tidak bisa membayangkan wajah lelaki itu ketika besok pagi membuang sampahnya. "Stop, stop waktunya tidur." Yukine membaringkan tubuhnya dengan hati-hati kemudian mematikan lampu dan pergi tidur, jika matanya terus terjaga maka mulutnya juga tidak akan berhenti mengunyah. Di dalam kegelapan mata perempuan berkedip-kedip matanya masih begitu cerah sulit untuk terpejam.

Setelah berjuang dengan kedua kakinya baik kendaraan umum Yukine akhirnya sampai ke tempat yang membuatnya kesulitan tidur tadi malam."Ini sangat ramai," ujar Yukine ketika melihat begitu banyak pengunjung di tempat itu. "Aku tidak berharap jika ASMARALOKA masih akan sepopuler itu setelah belasan tahun. Padahal yang aku perhatikan akhir-akhir ini begitu banyak game baru yang kualitasnya begitu bagus." Dalam beberapa hari Yukine telah menjelajahi media sosial menemukan banyak game online yang begitu canggih dan menarik mungkin karena ASMARALOKA punya penggemar tersendiri sejak lama.Yukine hati-hati melangkah masuk bersamaan dengan begitu banyak orang yang datang, ketika baru masuk Yukine langsung disuguhi pemandangan yang familiar seolah pengunjung benar-benar masuk ke dalam game ASMARALOKA tidak hanya pemandangan namun sound legendaris itu juga diputar menambah mirip dengan situasi di dalam game. Perempuan itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat melihat banyak action figur yan