Brian tidak merespon tanggapannya. Kini, mobil sudah memasuki gang yang biasa mereka lintas untuk sampai di rumah Jena. Dan sebentar lagi—mungkin sekitar lima menit, mereka telah sampai. Jadi, Brian tidak punya cara lain. Selain, “Je … mungkin ini nggak sopan. Tapi, aku butuh kepastian.” Brian menoleh singkat. “Kalau kamu beneran nolak aku, plis, kamu boleh tampar aku. Tapi, kalau kamu seandainya juga punya perasaan yang sama—meski bukan sekarang, kamu … boleh cium aku.”Mobil Brian telah sampai. Perempuan itu belum memberi jawaban atau mungkin sepatah kata pun. Sehingga sekarang, Brian memilih untuk memejamkan matanya rapat. Takut-takut jika dia digampar karena mulut kotornya. Satu menit berlalu, jantung Brian semakin berdegup kencang. Dia mendengar pintu mobil terbuka dan saat itu dia menghela nafas. Dia pikir, perempuan itu sudah keluar. Namun, sebuah tangan menyentuh wajahnya, membawanya pada satu arah yang menyatukan kedua bibir itu secara frontal.Ciuman itu menjadi lebih dala
Terakhir Diperbarui : 2025-05-26 Baca selengkapnya