Jena menelan salivanya, dia menyentuh tangan ayahnya. “Ayah, ayah harus dioperasi untuk pengangkatan tumor. Aku janji, besok ayah akan langsung dioperasi dan setelah itu kita akan pulang. Ya?” Padahal Jena belum mendapatkan uang tiga ratus juta. Tapi, berjanji dengan begitu yakin di hadapan ayahnya? Ayah menatap Jena iba, beliau sebenarnya tahu bahwa mana mungkin putrinya memiliki uang sebanyak itu. Jadi, “Je … kematian itu sudah kodratnya manusia. Bagaimana pun cara kamu menghalangi, tidak akan bisa memengaruhinya.”Jena merasakan matanya kembali memanas. Namun, dia berusaha menahannya. “Ayah, ngomong apa, sih? Kok ngomongnya gitu?”“Je—”Jena terisak. “Ayah, nggak mau lihat Jena bahagia dulu? Ayah, nggak mau lihat Jena menikah dengan siapa gitu?” Jena berbicara dengan suara tertahan. “Kalau ayah pergi sekarang, terus Jena temukan pria yang salah, apa ayah senang?”Ayah tersenyum, namun satu air matanya lolos. Tangannya membelai rambut anaknya. “Nggak, ayah nggak akan meninggalkan J
Terakhir Diperbarui : 2025-07-10 Baca selengkapnya