Maria dan Nala tak tinggal diam melihat sikap Giska yang terus merengek dan menahan Adrian. Mereka tahu betul bahwa tanggung jawab Adrian di kantor tidak bisa ditunda, dan membiarkannya terkurung oleh sikap si bumil ini hanya akan menambah masalah.“Giska, sayang,” bujuk Maria lembut sambil duduk di sisi ranjang tempat Giska bersandar. “Kamu harus mengerti, Adrian ini juga punya kewajiban. Dia kepala perusahaan, sayang. Banyak orang yang menggantungkan hidup dari keputusan dia. Lebih tepatnya, dia mencari nafkah untuk kamu dan anak kamu, dengan pekerjaannya."“Iya, Giska. Kamu enggak mau kan, nanti perusahaan Mas Adrian bermasalah hanya karena dia enggak masuk kerja? Kamu istri, harusnya bisa dukung suamimu, bukan malah menghalangi,” sambung Nala dengan suara tegas.Giska mendengus pelan. Ia kesal, tapi tak bisa membantah. Ucapan kedua wanita itu masuk akal, dan ia tidak ingin terlihat sebagai istri yang egois.“Aku cuma ingin dia nemenin aku hari ini…” gumam Giska pelan.Maria tersen
Last Updated : 2025-06-23 Read more