Perpustakaan umum itu sunyi, hanya ada beberapa pengunjung yang tenggelam dalam lembaran-lembaran buku atau layar laptop. Di salah satu sudut ruangan, Ghea duduk membelakangi jendela besar, menatap buku catatannya yang terbuka, tetapi tidak menulis satu kata pun. Di hadapannya, Martin duduk dengan posisi menyandar, wajahnya tajam menatap Ghea dengan pandangan tak senang. Dia menahan kepergian mantan istrinya itu. “Aku tanya sekali lagi, Ghea,” desis Martin, nada suaranya rendah tapi tajam, “siapa pria yang kamu suka sekarang?” Ghea meneguk ludahnya. Pandangannya sedikit gemetar, tapi ia tetap tak menjawab. “Jangan main-main denganku, Ghea,” ujar Martin lagi, kali ini nadanya lebih tinggi. “Kalau aku tahu siapa dia, aku akan buat hidupnya hancur. Aku akan pastikan dia menyesal pernah deket sama kamu!” Ucapan Martin membuat jantung Ghea berdetak lebih cepat. Bukan karena rasa takut, tetapi karena kemarahan yang memuncak. Ia mengepalkan tangan di atas meja. “Dengar ya, Kak Marti
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya