Suara Mas Evan di seberang telepon terdengar sangat buru-buru, mendesak, tapi juga rasa bersalah. Aku yang sudah terbiasa dengan kebohongannya, seolah itu bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan. Tapi, mungkinkah dia akan membongkar perselingkuhannya secara terang-terangan?“Hal penting apa, Mas? Kedengarannya bukan sesuatu yang baik,” tebakku dengan nada yang kubuat sedikit khawatir, tapi raut wajah yang tetap datar.Helaan napas Mas Evan terdengar. Seolah mengurai kegugupan yang melanda. Entah mengapa ia terasa sulit mengatakan permasalahannya.“Begini, Sayang. Hari ini Mas ada rapat ke luar kota. Memang tidak terlalu lama, tapi perjalanannya cukup lumayan. Jadi, Mas minta maaf karena harus pergi langsung saat ini juga,” tuturnya dengan nada yang dipenuhi rasa bersalah.“Kenapa harus minta maaf, Mas? Lagi pula pergi ke luar kota, ‘kan, sudah bukan hal baru lagi dalam hubungan kita. Kenapa kamu seolah merasa bersalah?” jawabku santai. Namun, di balik nada tenangku, sejujurnya aku seda
Terakhir Diperbarui : 2025-04-20 Baca selengkapnya