Napas memburu Mas Evan masih mengiringi tatapan tajamnya terhadapku. Tak ada sepatah kata, hanya tatapan tajam yang begitu intens itulah yang mewakili perasaannya. Perasaan marah, tak terima, kecewa, dan juga cinta yang memang masih bisa kulihat hadir di dalam matanya.Aku berbalik. Tak peduli lagi padanya. Segera kuraih lengan Kak Rafael untuk membantunya berdiri. Dan tanpa sepatah kata lagi, aku membawanya pergi. Begitu pula Selina yang kudengar langkah kakinya mulai mengikuti keluar dari ruangan."Aaarrrrgghhhh!!!"Brak!Aku memejamkan mata sesaat ketika suara teriakan Mas Evan itu bisa kudengar dari luar. Puas? Harusnya itulah yang kurasakan setelah berhasil membuatnya jatuh. Tapi entah mengapa, jujur saja ada rasa sakit yang juga mengusik hatiku melihat bagaimana rapuhnya dia kehilanganku."Sel, tolong ambil kotak obat, ya," pintaku saat tiba di depan ruangan CEO.Selina mengangguk, dan tanpa banyak tanya ia segera berjalan ke tempat kotak obat itu diletakkan. Sementara aku memba
Last Updated : 2025-05-12 Read more