Kak Rafael tersenyum tipis namun tetap hangat saat dilihat. Menegakkan duduknya sambil menatapku lekat."Bukankah sudah kubilang, tidak usah berpura-pura jika di hadapanku," katanya."Aku tahu. Tapi aku tak ingin terus membebanimu dengan masalahku, Kak Rafael. Lagi pula meski aku menyembunyikannya, kamu tetap memahamiku tanpa ingin menghakimiku,. Itulah yang membuatku merasa nyman dan bisa terbuka," jawabku sambil menunduk malu."Kalau itu bisa membuatmu nyaman, maka tidak perlu berpura-pura apapun lagi di depanku.""Akan aku usahakan, tapi tidak janji," jawabku dengan nada lirih.Helaan napas berat mulai keluar dari bibirnya. Seketika hal itu membuatku menatapnya dengan serius. "Ra..." panggilnya lirih. "Mengenai Evan tadi, apa kamu yakin akan menemuinya? Jika kamu mau, aku bisa menemanimu.""Aku tidak bisa terus menghindar, bukan?""Ya, benar. Kamu harus menghadapinya dan menyelesaikan semuanya. Jangan biarkan dia terus mengusik kehidupanmu."Anggukan kecil kupilih atas kepahamanku
Terakhir Diperbarui : 2025-05-19 Baca selengkapnya