Sore itu, hujan masih mengguyur tipis ketika sebuah mobil tua namun terawat berhenti di depan rumah keluarga Harika. Ratih yang sedang membersihkan meja menoleh, lalu buru-buru menuju pintu begitu melihat siapa yang turun dari mobil."Ayah," sapanya, terkejut sekaligus lega.Pria tua itu tersenyum hangat, meski matanya memancarkan kekhawatiran. "Ratih, aku dengar semua dari berita dan...." tatapannya terarah pada sosok Harika yang baru saja keluar dari kamarnya, wajah pucatnya kontras dengan senyum tipis yang ia paksakan."Kakek....," suara Harika lirih, tapi tubuhnya segera bergerak cepat memeluk pria itu erat-erat. Ada rasa aman yang tak bisa ia dapatkan dari siapa pun selain kakeknya.Mereka duduk di ruang tamu, ditemani secangkir teh hangat. Kakek Gunawan membuka pembicaraan dengan nada tegas."Mungkin ini saatnya kau keluar dari Ardiwijaya Group. Fokus pada perusahaan keluarga kita, tapi sebelum itu, nama kamu harus dibersihkan dulu."Harika menunduk, jemarinya meremas ujung baju
Last Updated : 2025-08-10 Read more