Malam kian larut saat Adeline masih terduduk di sofa, wajahnya basah oleh air mata, namun mata itu kini tak lagi memelas. Pandangannya berubah tajam, penuh tekad yang dingin. Ia meraih ponselnya, membuka galeri foto, lalu memandang potret dirinya bersama Alister satu per satu. "Kalau kamu pilih hidup tanpaku, maka aku akan pastikan perempuan itu tidak akan pernah hidup tenang." Keesokan harinya, kantor terlihat seperti biasa, meski beberapa pegawai mulai merasakan hawa tak nyaman. Bisikan gosip makin liar sejak kabar undangan pertunangan tersebar, namun Alister tetap belum memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, Harika tampak lebih pendiam dari biasanya. Saat ia sedang berdiri di mesin fotokopi, tiba-tiba seorang staf senior HRD, Pak Dodi, menghampirinya. "Harika, kamu bisa ke ruang saya sebentar? Ada hal penting yang harus kita bicarakan." Harika mengangguk, meski wajahnya bingung. Di ruang HRD "Ini soal laporan audit keuangan proyek Semarang bulan lalu," kata Pak D
Last Updated : 2025-07-29 Read more