Malam PertemuanRestoran klasik di jantung kota berselimut cahaya temaram dan lantunan piano yang mengalun pelan. Malam itu menggantungkan ketenangan palsu di udara. Arfan datang lebih awal, duduk di sudut ruangan yang sudah dipesan atas namanya. Kemeja hitam membalut tubuhnya, rambutnya tersisir rapi. Tapi sorot matanya, ah, sorot itu tak bisa berbohong, sendu, kosong, seperti jiwanya tertinggal entah di mana.Yuliana sudah memastikan semuanya. Arlena akan tiba pukul tujuh tepat."Bersikaplah terbuka, Fan. Jangan dingin seperti biasanya," pesan ibunya sebelum ia pergi, berharap putranya membuka hati yang beku itu, walau hanya sedikit.Arfan hanya mengangguk. Sebuah gerak refleks tanpa makna.Beberapa menit kemudian, seorang wanita tinggi bergaun putih pastel masuk, seolah mengalir masuk ke ruang itu. Senyumnya anggun, langkahnya terukur. Ia mendekati meja Arfan.“Arfan?” sapanya, lembut.Arfan berdiri. Menyambut dengan senyum sopan. “Arlena?”“Ya. Senang akhirnya bisa bertemu,” ucapn
Last Updated : 2025-06-09 Read more