Pintu lift terbuka perlahan di lantai dasar Veranza Tower. Cahaya remang dari lobi melemparkan pantulan dingin pada lantai marmer yang mengkilap. Nafeeza melangkah keluar dengan cepat. Setiap ketukan hak sepatunya menggema, memecah kesunyian malam di gedung elit itu, seolah menandai keinginannya untuk segera pergi, menjauh, kembali ke dunia kecil yang ia sebut rumah: kontrakan sederhana tempat Danis, putra kecilnya, pasti tengah menunggu dalam kantuk.Namun langkahnya mendadak terhenti."Feza, aku antar."Suara itu, dalam, berat, dan tak asing, muncul dari belakang. Arfan.Ia tidak menoleh. “Terima kasih. Tapi tidak perlu,” balasnya cepat, dingin.“Aku tidak sedang bertanya,” sahut Arfan, menyusul langkahnya. “Aku CEO, dan kamu kepala desain yang sedang disorot dalam proyek besar. Tanggung jawabku memastikan kamu aman.”“Itu bukan tanggung jawab pekerjaan,” tukas Nafeeza, kini menoleh. Tatapannya tajam. “Itu ranah pribadi. Dan kamu sudah melanggar batas.”Tatapan Arfan tak berubah. Ti
Terakhir Diperbarui : 2025-05-08 Baca selengkapnya