Semua Bab Suamiku, Aku Tak Sudi Mengejarmu Lagi!: Bab 61 - Bab 66

66 Bab

Bab 61

Sebelum Rafa sempat mengucapkan sepatah kata pun lagi, suara langkah berat terdengar mendekat dari arah pintu. Suara sepatu kulit menjejak lantai marmer, ritmenya mantap, dingin, seperti nada ancaman yang tak perlu diterjemahkan.Pintu kamar terbuka perlahan. Sosok pria tinggi berjas gelap itu muncul di ambang pintu, membawa serta aura yang seketika mengubah suhu ruangan.Tuan Mahendra.Matanya menyapu ruangan dengan tajam, lalu terhenti pada Rafa yang duduk di sisi ranjang, sebelum beralih ke wajah pucat Prameswari. Wajahnya tetap kaku, nyaris tanpa ekspresi. Bahkan sapaan tak ia berikan."Aku dengar keadaan mamamu membaik," ucapnya datar, mendekat tanpa benar-benar menunjukkan perhatian.“Sedikit lebih stabil,” jawab Rafa singkat, tenang tapi tak hangat.Tuan Mahendra hanya mengangguk kecil, lalu berdiri mematung di sisi ranjang. Tangan panjangnya bersedekap di dada, seperti tembok, tak tersentuh, tak tergoyahkan. Suasana di dalam kamar berubah tegang, membeku dalam hening. Kehadira
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-05
Baca selengkapnya

Bab 62

Sebelum Rafa sempat mengucapkan sepatah kata pun lagi, suara langkah berat terdengar mendekat dari arah pintu. Suara sepatu kulit menjejak lantai marmer, ritmenya mantap, dingin, seperti nada ancaman yang tak perlu diterjemahkan.Pintu kamar terbuka perlahan. Sosok pria tinggi berjas gelap itu muncul di ambang pintu, membawa serta aura yang seketika mengubah suhu ruangan.Tuan Mahendra.Matanya menyapu ruangan dengan tajam, lalu terhenti pada Rafa yang duduk di sisi ranjang, sebelum beralih ke wajah pucat Prameswari. Wajahnya tetap kaku, nyaris tanpa ekspresi. Bahkan sapaan tak ia berikan."Aku dengar keadaan mamamu membaik," ucapnya datar, mendekat tanpa benar-benar menunjukkan perhatian.“Sedikit lebih stabil,” jawab Rafa singkat, tenang tapi tak hangat.Tuan Mahendra hanya mengangguk kecil, lalu berdiri mematung di sisi ranjang. Tangan panjangnya bersedekap di dada, seperti tembok, tak tersentuh, tak tergoyahkan. Suasana di dalam kamar berubah tegang, membeku dalam hening. Kehadira
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-06
Baca selengkapnya

Bab 63

Malam merayap perlahan di langit, menggantungkan kesunyian yang menekan di antara gedung-gedung tinggi. Di dalam kontrakan kecil yang diterangi lampu kuning temaram, Nafeeza duduk di meja kerjanya, menggulung sketsa terakhirnya dengan hati yang teramat lelah. Matanya terasa berat, mengaburkan pandangan terhadap hasil kerja yang sudah selesai, meskipun tidak ada rasa kepuasan yang mengisi ruang hatinya.Danis, tertidur nyenyak di ranjang kecilnya, memeluk boneka dinosaurus penuh dengan kenangan yang mungkin hanya mereka berdua yang tahu. Nafeeza menatap anaknya, namun pikirannya tetap terjerat pada hal lain.Ia berbalik, menatap jendela yang menghadap ke luar, pada lampu-lampu kendaraan yang berlalu cepat di jalanan. Kilatan cahaya yang cepat, acak, dan tak bisa diikuti, seperti takdir yang datang tanpa bisa diprediksi. Sejak bertemu lagi dengan Rafa, segalanya berubah. Hatinya, yang semula penuh kehati-hatian dan jarang tergerak oleh apapun, kini bergetar. Kelembutan yang nyaris terl
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-06
Baca selengkapnya

Bab 64

Keesokan harinya, di lantai empat sebuah bangunan berarsitektur kontemporer, Avila Studio bekerja dalam diam yang penuh fokus. Para desainer muda sibuk menyiapkan prototipe untuk proyek klien properti terbaru: sebuah hunian futuristik di kawasan BSD yang memadukan teknologi dan estetika.Nafeeza berdiri di dekat maket utama , panel interaktif dari kayu lapis dan akrilik yang menampilkan ide mereka: Living With Light, konsep hunian dengan pencahayaan adaptif dan desain interior yang merespons cuaca. Karyanya.Suara notifikasi mengganggu pikirannya. “Feza, bisa ke ruang meeting sekarang? Kita kedatangan proposal dari Mahendra Corp. Ini besar.”Tanpa pikir panjang, Nafeeza langsung beranjak dari tempat duduknya, menuju ruang meeting.Edo menyambutnya dengan senyum hangat namun hati-hati. Di depannya terhampar dokumen presentasi digital bertuliskan:“Kemitraan Strategis Mahendra Corp & Avila Studio: Transformasi Estetika dalam Proyek Hunian Masa Depan.”“Mahendra tertarik menjadikan kit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-06
Baca selengkapnya

Bab 65

Tatapan Arfan menyusuri wajah Nafeeza, seolah mencari celah untuk menyingkap perasaan yang tersembunyi di balik ketenangannya. Tapi perempuan itu tetap diam, menjaga ekspresi wajahnya setegas mungkin. Ruangan terasa sepi dan dingin, bukan karena suhu, melainkan oleh jarak yang dibangun dari masa lalu yang belum pernah selesai dibicarakan."Kalau kamu sudah siap, kita bisa tanda tangan sekarang," ucap Arfan, nadanya datar. Tapi matanya… matanya menyimpan sesuatu yang belum sempat diungkapkan.Ia menatap Nafeeza lama, lalu bertanya, nyaris berbisik, “Tapi aku ingin tahu satu hal… desain terakhir ini, benarkah datang dari hatimu?”Nafeeza menanggapi dengan senyum tipis, sebuah senyum yang lebih mirip luka lama yang tak kunjung sembuh. Ia menarik nafas, menahan gemuruh yang hendak meledak dari dalam dadanya.“Setelah kamu minta direvisi tiga kali,” katanya tenang, “desain terakhir justru yang paling jujur. Karena aku sudah berhenti mencoba menyenangkan siapa pun. Termasuk kamu.”Arfan ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-07
Baca selengkapnya

Bab 66

Pintu lift terbuka perlahan di lantai dasar Veranza Tower. Cahaya remang dari lobi melemparkan pantulan dingin pada lantai marmer yang mengkilap. Nafeeza melangkah keluar dengan cepat. Setiap ketukan hak sepatunya menggema, memecah kesunyian malam di gedung elit itu, seolah menandai keinginannya untuk segera pergi, menjauh, kembali ke dunia kecil yang ia sebut rumah: kontrakan sederhana tempat Danis, putra kecilnya, pasti tengah menunggu dalam kantuk.Namun langkahnya mendadak terhenti."Feza, aku antar."Suara itu, dalam, berat, dan tak asing, muncul dari belakang. Arfan.Ia tidak menoleh. “Terima kasih. Tapi tidak perlu,” balasnya cepat, dingin.“Aku tidak sedang bertanya,” sahut Arfan, menyusul langkahnya. “Aku CEO, dan kamu kepala desain yang sedang disorot dalam proyek besar. Tanggung jawabku memastikan kamu aman.”“Itu bukan tanggung jawab pekerjaan,” tukas Nafeeza, kini menoleh. Tatapannya tajam. “Itu ranah pribadi. Dan kamu sudah melanggar batas.”Tatapan Arfan tak berubah. Ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-05-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status