Di kamar utama yang remang dan sunyi, waktu seperti berhenti. Lucas menatap Grace lekat-lekat, seolah matanya sedang membaca setiap retakan kecil yang saat ini sedang mereka lalui bersama. Di antara keduanya, ada jarak yang tak kasat mata, bukan jarak ruang, tapi luka yang tertumpuk dan rindu yang tertahan. Tangannya menyentuh wajah Grace, perlahan, seperti menyentuh sesuatu yang rapuh dan tak boleh rusak."Aku hampir lupa seperti apa rasanya tubuhmu," bisik Lucas, suaranya nyaris tak terdengar, tenggelam dalam suara hujan di luar jendela.Grace tak menjawab. Dia hanya memejamkan mata sebentar, membiarkan sentuhan itu menyusup ke pori-porinya. Tangannya naik perlahan, menyentuh dada Lucas yang berdebar di balik kemeja setengah basahnya. Kehangatan itu nyata. Juga kekacauan dalam dirinya.Lucas menunduk, menyentuhkan dahinya ke kening Grace. Keduanya terdiam lama, seakan berbicara dalam diam, menukar isi hati lewat helaan napas dan detak jantung. Ketika bibir mereka akhirnya bersatu, t
Terakhir Diperbarui : 2025-05-30 Baca selengkapnya