Suara desing asing terasa begitu memekakkan telinga Gendhis. Bising itu semakin terasa dekat, menusuk hingga ke jantungnya, membuat mata Gendhis yang tadinya terpejam rapat, tiba-tiba terbuka. Sesak membungkus seluruh tubuh Gendhis, meski matanya terbuka, tubuhnya seakan lumpuh. Mata Gendhis menyitar, semuanya serba putih, ia ada di dalam ruangan besar yang isinya tertata sangat rapi. Tak ada seorang yang menemaninya, sepi, sunyi, hampa. "Udah bangun?" Tiba-tiba saja, wajah Mario muncul di depan mata Gendhis, memaksa sesak itu semakin menghimpit sakit. Sekuat tenaga Gendhis menarik nafas dalam-dalam, tapi udara di sekitarnya seolah menghilang sekejap mata."Rai," Gendhis meronta panik, air matanya menetes. Lalu, tubuh Gendhis bagai diguncang kencang. Panggilan demi panggilan berdengung lagi di telinganya. Perlahan, wajah mengerikan Mario memudar, semua berganti pemandangan lain yang lebih lembut. Sepertinya matahari baru saja terbit, rasa hangatnya membelai halus kulit Gendhis mela
Last Updated : 2025-06-20 Read more