“Aku percaya padamu, Ariella.” Suara Rigen malam itu masih bergaung di kepala Ariella. Hangat, dalam, dan penuh ketegasan. “Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sisimu. Aku sendiri yang akan membuka semua kebusukan keluarga ini, supaya kamu tidak lagi jadi korban.” Ariella tersenyum getir dalam ingatan itu. Dia hampir percaya, hampir menyerahkan seluruh hatinya tanpa ragu. Namun pagi ini, semuanya bergetar runtuh. “Aku tidak menyangka kamu bisa berubah secepat ini, Rigen.” Suara seorang wanita terdengar dari balik pintu ruang kerja. Ariella, yang sedang berjalan membawa nampan sarapan, berhenti mendadak. Tubuhnya menegang, jantungnya berdegup tak karuan. Suara itu bukan suara pelayan, bukan anggota keluarga yang ia kenal. Suara lembut tapi menusuk, seolah penuh kepemilikan. Dia menelan ludah, melangkah pelan mendekat ke pintu yang sedikit terbuka. Dari celah itu, matanya membeku. Seorang wanita dengan rambut hitam panjang, gaun sederhana, berdiri di hadapan
Last Updated : 2025-09-04 Read more