“Aku dengar suara mobilmu.” Ariella bersuara pelan dari sofa ruang tengah ketika pintu terbuka. Rigen baru saja pulang. Jas hitamnya sedikit kusut, dan jika diperhatikan dekat, ada noda samar di lengan kemejanya—bekas darah yang sempat ia hapus terburu-buru. Matanya tajam, dingin, masih menyisakan aura predator yang baru saja menyelesaikan perburuan. Namun begitu tatapannya jatuh pada Ariella, ekspresinya langsung berubah. Bibirnya terangkat miring. “Kamu menungguku, hm?” tanya Rigen, suaranya rendah, mengalir seperti bisikan berbahaya. Ariella mengangguk, lalu matanya menyipit. “Kamu dari mana? Aku mencium bau… besi.” Rigen tertawa pendek, lalu berjalan mendekat. Ia melepas jas, melemparkannya sembarangan di kursi, lalu menunduk, menempelkan bibirnya ke leher Ariella. “Bau besi? Kamu terlalu peka, sayang," jawab Rigen, Giginya menggigit kecil kulit halus itu. “Atau kamu hanya mencari alasan untuk memprovokasiku lagi?” Ariella mendesah, tangannya otomatis menahan da
Last Updated : 2025-08-27 Read more