Ruangan itu dingin. Lampu neon putih pucat berkelip-kelip di langit-langit, seolah sengaja dibuat menyeramkan. Ariella duduk di kursi kayu, kedua tangannya terikat ke belakang, bibirnya kering, matanya dipenuhi kegelisahan. Aroma karat dan minyak dari gudang tua itu menusuk hidungnya, membuat perutnya mual. Langkah sepatu bergema mendekat. Jason muncul lebih dulu, kemejanya digulung hingga siku, wajahnya menampilkan senyum menyebalkan. Di belakangnya, Jovian berjalan dengan raut lebih datar, tapi tatapannya tak kalah menusuk. Jason menyentuh dagu Ariella dengan ujung jarinya, membuat wanita itu menepis kepalanya dengan gerakan kasar. “Cantik sekali kamu walau dalam keadaan seperti ini,” ucap Jason lirih, suaranya penuh nada menggoda bercampur ancaman. “Aku sudah bilang sejak awal, Riel… aku menginginkanmu. Dan lihatlah—kini kamu duduk di hadapanku, tanpa pamanku.” Ariella mendengus, berusaha terdengar kuat meski jantungnya berdegup kencang. “Kamu gila, Jason. Rigen akan menemuka
Last Updated : 2025-08-30 Read more