Hari keberangkatan Dylan telah datang. Perabotan di rumah Vina sudah ditutup kain agar barang-barang di rumah itu tidak berdebu. Clara sudah diberi pengertian bahwa kini ia akan ikut daddynya.“Rumah daddy jauh, ya?”“Iya. Kita naik pesawat. Clara sudah pernah naik pesawat?”Clara menggeleng. “Belum.”Dylan tersenyum miris. “Mulai sekarang, kapan pun Clara mau, Clara bisa naik pesawat.”“Ajak Allysa, boleh?” Mata anak perempuan itu memohon pada sang daddy.“Boleh, dong.”Sebelum berangkat, Clara dan Allysa sudah berjanji untuk tetap saling mengabari dan mengunjungi. Kedua sahabat itu sempat menangis, tapi tetap mudah dialihkan.Di bandara, Vina dan Dylan akan turun terpisah. Dylan dan Marcel jalan bersama, sementara Vina, Clara dan Tamara akan lebih dulu masuk ke pesawat.“Aman.” Marcel menghela napas lega saat semuanya sudah naik ke pesawat.Pesawat yang digunakan adalah pesawat pribadi yang disewa Marcel. Dengan menggunakan pesawat sewaan, mereka mendapat jalur khusus yang jarang di
Last Updated : 2025-05-02 Read more