"Bu Aura, lebih baik diam saja. Kalau nggak ...." Pria yang duduk di sebelahnya berkata dengan suara dingin. Dia menoleh, menatap Aura dengan sorot mata penuh ancaman. "Kami nggak bisa jamin nggak akan berbuat sesuatu pada Ibu."Aura menggertakkan gigi, jarinya yang mencengkeram ponsel sampai memutih.Di sisi lain, ekspresi Jose tiba-tiba berubah gelap saat mendengar suara itu dari telepon. Suaranya terdengar agak familier.Tak lama kemudian, dia berhasil mengingat dari mana dia mengenal suara itu. Keningnya berkerut, lalu dia menekan tombol untuk mengakhiri panggilan.Kemudian, Jose kembali ke ruang rapat dan berbicara kepada seluruh orang di dalam sana, "Rapat hari ini cukup sampai di sini. Aku ada urusan mendesak, harus pergi dulu.""Jose, kamu sudah nggak menganggap Kakek ya?" sergah Jordan. "Kakek masih di sini, mana boleh kamu pergi seenaknya saat rapat belum selesai? Dan malam ini ada jamuan keluarga, kamu juga nggak hadir?"Jose menoleh ke arah Jordan, mencibir. Namun, dia tak
Read more