Selesai berbicara, Jose kembali menoleh ke arah Tigor sambil tersenyum. "Kakek, tolong didik Kak Jordan yang baik. Aku sibuk. Kalau nggak ada hal lain, aku pergi dulu."Tanpa peduli pada ekspresi Tigor, dia berbalik dan berjalan ke luar. Saat sampai di pintu, dia berhenti sejenak, lalu menoleh menatap Tigor. "Oh ya, Kakek, lain kali nggak usah pakai urusan perjodohan buat mengikatku.""Tanpa persetujuanku, sekalipun Kakek menaruhnya di ranjangku, aku tetap akan melemparkannya keluar." Kalimat itu diucapkan dengan nada sopan, tetapi setiap katanya cukup membuat darah orang mendidih.Mendengar ini, Tigor mengangkat tangannya yang gemetar, menunjuk ke arahnya dengan marah. Akan tetapi, Jose bahkan tidak memberinya satu tatapan pun. Selesai berbicara, dia langsung pergi."Uhuk, uhuk, uhuk ...." Begitu melangkah ke luar, Jose mendengar suara batuk Tigor yang keras dari dalam ruangan. Langkah kakinya sempat terhenti sesaat. Sorot matanya yang tadi santai mendadak berubah dingin, bahkan kilat
Read more