Share

Bab 452

Penulis: Camelia
Pria yang memimpin rombongan itu sedikit mengangkat alis, tampak cukup terkejut melihat Aura begitu patuh.

Aura mengikuti rombongan itu masuk ke gerbang vila. Setelah melewati beberapa belokan, akhirnya mereka berhenti di depan sebuah bangunan kecil.

Dari kejauhan, Aura langsung melihat seorang wanita sosialita sedang menyiram bunga di taman kecil.

Namun, wanita itu sama sekali tidak menoleh, seolah tak mendengar langkah kaki dan keributan di sekitarnya.

Barulah setelah selesai menyiram bunga, dia mengangkat wajah dan menatap Aura. "Pantas saja kamu bisa membuat Jose terpikat padamu," ucap Riana dengan nada datar.

Kemudian, Riana melambaikan tangan ke arah orang-orang di belakang Aura. "Kalian boleh keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Aura."

Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang di belakang Aura segera pergi. Kini, hanya tersisa Aura dan Riana di halaman kecil itu.

Riana tersenyum, lalu menunjuk meja teh di dekatnya. "Duduklah, kita bicara baik-baik."

Dari sikapnya, tampakn
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 457

    Aura terkejut. Kenapa pria ini belum tidur juga?Dia terdiam sesaat, lalu berpura-pura seperti orang yang tersadar di tengah mimpi. Dia bergumam pelan dan kembali memejamkan mata.Untungnya, Jose masih menyisakan sedikit sisi manusiawi. Dia tidak benar-benar melakukan sesuatu, jadi malam itu bisa dibilang cukup tenang.Entah sejak kapan, hujan turun. Keesokan pagi saat Aura terbangun, hujan mengguyur deras di luar jendela.Karena baru bangun tidur, otaknya masih agak lambat merespons. Dia memandang hujan deras di luar untuk waktu yang lama, sebelum menyadari sedang berada di mana.Tubuh hangat yang memeluk dirinya semalaman sudah tidak ada. Aura terdiam sesaat, lalu bangkit dari tempat tidur.Hari ini dia masih ada urusan penting, jadi harus keluar. Setelah mencuci muka dan merapikan diri, dia turun. Jose masih belum kembali, membuatnya sedikit lega.Salah satu pelayan segera menghampiri. "Nona mau sarapan apa pagi ini? Tuan bilang ada urusan dan sudah keluar lebih dulu, jadi suruh Non

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 456

    Jose meminta Marsel mengantarkan makanan. Mereka duduk berhadapan, tetapi Aura sama sekali tak merasa lapar.Tadinya dia merasa cukup lapar, tetapi setiap kali mengingat ketakutan saat di puncak tebing, tubuhnya langsung terasa mati rasa.Jose meletakkan alat makannya dengan anggun, lalu mendongak menatapnya. "Nggak ada selera makan?"Aura meliriknya sekilas. "Nggak."Setelah menjawab, dia mengambil sedikit lauk dan memasukkannya ke mulut tanpa semangat."Kalau begitu, pelan-pelan makan. Habis itu cepat tidur. Aku masih ada urusan yang harus diselesaikan."Aura mengangguk, hanya mengeluarkan gumaman pelan.Jose pun bangkit dan pergi. Begitu dia pergi, Aura merasa lebih lega. Dia menoleh, matanya mengikuti sosok Jose sampai menghilang di lantai atas, baru menunduk kembali.Terus terang saja, pria seperti Jose memang sulit untuk tidak membuat hati wanita bergetar. Dari sudut mana pun, dia layak disebut pria sempurna. Sulit untuk tidak jatuh cinta padanya.Aura pun tak terkecuali. Meskipu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 455

    Aura merenung sejenak sebelum akhirnya perlahan membuka mulut. "A ... aku rasa ... tak ternilai."Menurut Aura, jawaban ini adalah yang paling sempurna, seolah-olah seluruh kecerdasannya selama hidup memuncak di momen ini.Benar saja, Jose tampak terhibur. Amarah yang semula membara di matanya mereda cukup banyak."Oh? Tak ternilai?" Jose menatapnya sambil tersenyum tipis. Dia jelas menangkap kilat kecerdikan di mata Aura, tetapi memilih tidak mengungkitnya.Aura mengangguk yakin. "Ya. Berapa pun jumlahnya tetap tak bisa menggantikan kehadiranmu."Orang bilang pria itu harus dipuji agar luluh. Benar saja, wajah Jose sudah tak sesuram sebelumnya. Atmosfer di sekelilingnya juga tak semenyeramkan tadi.Aura pun memberanikan diri merangkul pinggang Jose, bersandar manja. "Kejadian hari ini bukan keinginanku. Aku juga kaget tiba-tiba dibawa ke hadapan ibumu.""Uang itu pun sungguh nggak kuinginkan." Kalimat ini diucapkan dengan tulus.Selama ini, Jose telah memberinya cukup banyak. Empat pu

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 454

    Musim panas terik, tetapi Aura justru merasa punggungnya merinding.Jose naik ke kursi pengemudi dengan wajah suram.Aura yang duduk di kursi penumpang sebelahnya, merasa ketakutan karena ekspresi Jose yang menyeramkan.Dia berdeham pelan, memilih diam. Bagaimanapun, dengan suasana seperti ini, Aura takut jika dia bicara sedikit saja, Jose akan semakin marah.Mobil melaju kencang ke luar kota. Aura mulai merasa cemas. Pikirannya dipenuhi adegan menyeramkan seperti dibuang di hutan, dibunuh di tengah jalan.Dia menelan ludah, akhirnya memberanikan diri untuk bersuara, "Pak Jose, sepertinya kamu nggak perlu semarah ini?"Jose melirik sekilas dengan tatapan dingin. "Kupikir kamu sudah jadi bisu."Saat berikutnya, dia langsung membelokkan setir. Mobil berbelok masuk ke jalan kecil menuju pegunungan. Jalurnya sempit dan berkelok, pepohonan di sekeliling begitu lebat hingga cahaya matahari nyaris tak menembus.Suasana terasa menyeramkan. Aura semakin takut. Dia belum pernah ke daerah gunung

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 453

    Sinar matahari menyelinap jatuh di antara bayangan pepohonan, menyinari tubuh Aura sedikit.Bahkan Riana pun tak bisa menyangkal kecantikan Aura. Sayangnya, untuk masuk ke Keluarga Alatas, tidak cukup dengan hanya bermodalkan paras elok. Diperlukan latar belakang keluarga yang hebat untuk menopangnya.Aura tersenyum tipis dan dingin. "Anda berpikir terlalu jauh. Pak Jose sudah memberikan semua balasannya. Jadi, Anda nggak perlu membayar lebih. Kalau nggak ada hal lain, boleh aku pergi sekarang?"Riana menatapnya, kagum akan ketenangannya dari awal hingga akhir. Entah kenapa, itu justru membuatnya merasa tak nyaman.Ketenangan itu bisa berarti dia perempuan yang kuat secara mental, atau justru dia tidak pernah menaruh Jose di dalam hatinya.Riana tertawa dingin dan mengangkat alisnya. "Kalau kamu nggak terima uang ini, aku nggak akan bisa tidur dengan tenang."Matanya menyipit, ekspresinya agak tajam. Sejak Aura datang, Riana selalu tampil sebagai wanita terhormat, bahkan saat mengataka

  • Menjadi Tawanan CEO Dingin   Bab 452

    Pria yang memimpin rombongan itu sedikit mengangkat alis, tampak cukup terkejut melihat Aura begitu patuh.Aura mengikuti rombongan itu masuk ke gerbang vila. Setelah melewati beberapa belokan, akhirnya mereka berhenti di depan sebuah bangunan kecil.Dari kejauhan, Aura langsung melihat seorang wanita sosialita sedang menyiram bunga di taman kecil.Namun, wanita itu sama sekali tidak menoleh, seolah tak mendengar langkah kaki dan keributan di sekitarnya.Barulah setelah selesai menyiram bunga, dia mengangkat wajah dan menatap Aura. "Pantas saja kamu bisa membuat Jose terpikat padamu," ucap Riana dengan nada datar.Kemudian, Riana melambaikan tangan ke arah orang-orang di belakang Aura. "Kalian boleh keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Aura."Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang di belakang Aura segera pergi. Kini, hanya tersisa Aura dan Riana di halaman kecil itu.Riana tersenyum, lalu menunjuk meja teh di dekatnya. "Duduklah, kita bicara baik-baik."Dari sikapnya, tampakn

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status