"Dokter, tolong bantu aku buatkan jadwal operasinya," kata Aura.Aura memiliki tipe wajah yang langsung diingat hanya dengan melihatnya sekilas, sehingga dokter itu mengenali Aura. Melihat Aura masuk, dia menggelengkan kepala dan menghela napas. "Hah. Kamu begitu cantik, anakmu pasti akan sangat cantik juga. Kamu yakin nggak mau mempertahankannya?"Dokter masih mencoba membujuk, tetapi Aura hanya menggertakkan giginya dan tidak menjawab.Melihat Aura ragu, dokter itu mengernyitkan alisnya. "Nona, coba pikirkan lagi, kamu masih punya waktu. Kalau nanti sudah yakin, baru datang lagi."Aura menggigit bibirnya dan tangannya meraba perutnya. Setelah terdiam sejenak, dia pun sepertinya sudah membuat keputusan. "Dokter, aku sudah memutuskan ...."Buzz.Sebelum Aura sempat selesai berbicara, ponsel di dalam tasnya berdering. Saat mengeluarkan ponselnya, dia melihat ternyata itu adalah telepon dari Jose. Meskipun Jose tidak berada di sini, hanya melihat nama Jose di layar ponsel saja pun hatiny
Read more