"Usul apa?" Aura sempat tidak bereaksi, lalu dia menoleh sekilas ke arah Renald.Pencahayaan di bioskop begitu redup. Cahaya dari layar berganti-ganti, jatuh di wajah Renald yang tegas, membuatnya tampak lebih menawan.Melihat Aura masih tampak bingung, sudut bibir Renald terangkat lagi. "Sudah kubilang, kalau ingin menghadapi Jose, cuma aku yang bisa menolongmu."Renald menekan bibirnya, lalu kembali menatap layar. "Lagi pula, Pak Parviz juga lebih menyukaiku, bukan begitu?"Suaranya dalam, menggema di ruang bioskop yang kosong. Aura benar-benar tidak tahu harus menjawab apa."Kalau Pak Renald sudah tahu urusanku dengan Jose, kenapa masih bicara begini?""Pak Parviz sangat terburu-buru." Nada Renald tetap datar, bahkan tidak menoleh. Dia melanjutkan, "Hari ini saat meneleponku, beliau bilang waktunya sudah nggak banyak. Yang paling beliau khawatirkan adalah kamu, cucu perempuan yang baru kembali. Beliau berharap aku bisa menjagamu."Nadanya terdengar santai, tetapi Aura justru merasa
Read more