Sesuai dengan pesan Devon, Alina tiba tepat waktu di klub.Alina merapikan gaunnya, mengetuk pintu, dan masuk setelah mendengar suara Devon berkata, "Masuk".Devon menyambutnya dengan senyum, "Nona Alina, aku sangat senang kamu berubah pikiran!"Alina secara refleks menghindari tangan yang dijulurkan Devon. "Alasanku menemui kamu cuma ingin tahu secara jelas, gimana kamu bisa bantu aku?""Kenapa buru-buru begitu?"Devon mengamati Alina dari ujung kepala hingga kaki. Penampilan Alina yang berdandan begitu cantik membuatnya tampak puas."Sini, duduk dulu. Kita bicarakan pelan-pelan."Devon mempersilakan Alina duduk, lalu mengambil sebotol anggur merah yang sudah disiapkan, menuangkannya ke dalam gelas, dan memberikannya kepada Alina."Terima kasih, tapi aku kurang bisa minum."Alina menolak secara halus, tetapi Devon justru menyodorkan gelas itu ke genggamannya."Sedikit saja, nggak masalah. Lagi pula, tanpa minum, gimana kita bisa bicara soal kerja sama, bukan?"Ucapan itu membuat Alina
Read more