Setelah mendengar ucapan itu, Lucian diam-diam menurunkan tangannya, lalu menatap Aurelia dengan tersenyum lembut. Dia berkata dengan lembut, “Oke, kalau begitu, aku tunggu kamu.”Inilah perbedaan di antara Lucian dan Jackson. Jackson hanya memikirkan dirinya sendiri, sama sekali tidak peduli dengan hidup matinya orang lain. Namun, Lucian akan memilih untuk menghormati dan menunggunya.Ketika melihat sosok Lucian seperti ini, hati Aurelia terasa agak kacau. Dia memaksa dirinya untuk mempertahankan akal sehatnya, lalu langsung berkata dengan tulus, “Kak Lucian, kamu pulang saja. Aku akan melakukan rencana selanjutnya dengan baik.”“Emm.” Lucian tidak memaksakan kehendaknya, melainkan hanya mengangguk. Dia mengusap pipi Aurelia, lalu berdiri dan berjalan ke luar.Ketika melihat bayangan punggung Lucian, Aurelia diam-diam memeluk dirinya sendiri dan menarik napas dalam-dalam. Air matanya spontan menetes.Keesokan paginya, Jackson datang lagi dengan membawa bunga yakut. Dia masuk ke dalam
Read more