Ketika melihat Mia di atas foto, rasa sakit di hati Aurelia masih saja tidak berkurang sedikit pun.Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara kecil, “Mia, anak kesayangan Mama, dalam sekejap mata waktu satu bulan sudah berlalu. Kenapa kamu begitu kejam dan nggak pulang untuk jenguk Mama. Apa enak di sana? Apa kamu bertemu dengan Kakek dan Nenek? Apa ada permen kesukaanmu?”Saat berbicara, air mata Aurelia mulai menetes.Aurelia menyeka air matanya dengan kuat, lalu berkata dengan tersenyum, “Sayang, apa kamu bisa melihat Mama dari atas langit? Apa kamu bisa lihat? Mama benar-benar patuh. Mama melewati hidup Mama dengan baik! Sayang, Mama sangat merindukanmu. Nanti malam, datang ke mimpi Mama, ya. Mama ingin bertemu sama kamu. Mama ingin tahu apa hidupmu baik di sana.”Semakin berusaha, air mata Aurelia semakin deras lagi. Tidak peduli bagaimana dia menyeka, air matanya tetap tidak kering-kering. Jelas-jelas, hari ini Aurelia berharap dia bisa menghadapi Mia dengan tersen
อ่านเพิ่มเติม