Udara pagi di aula pelatihan terasa hangat, bukan hanya karena matahari yang menembus kaca besar di langit-langit, tapi juga karena energi dari ratusan perempuan yang duduk di kursi dengan wajah penuh harap. Di depan mereka, Nayla berdiri — sederhana dengan blus putih dan celana hitam, rambut diikat rapi. Tak ada kemewahan, tak ada simbol kekuasaan. Yang ada hanya ketulusan yang menenangkan.Di belakangnya, layar menampilkan tulisan besar: “Perempuan dan Keberanian untuk Memulai Lagi.”Nayla menatap ruangan itu dengan mata lembut. Setiap wajah di hadapannya seperti cermin kecil dari masa lalunya — ada lelah, ada keraguan, ada luka yang disembunyikan di balik senyum sopan. Tapi juga ada sesuatu yang dulu sempat ia hilangkan: harapan.Ia menarik napas pelan, lalu mulai berbicara.“Beberapa tahun lalu,” ucapnya, suaranya tenang tapi dalam, “aku pernah duduk di kursi yang sama seperti kalian. Penuh mimpi, tapi juga takut. Takut gagal, takut ditinggalkan, takut tidak cukup baik untuk dunia
Terakhir Diperbarui : 2025-10-21 Baca selengkapnya