Galan duduk sendirian di Meja 3, menatap kosong ke arah gelas wine-nya yang sudah setengah kosong. Kursi di sampingnya—tempat Alya tadi duduk—terasa begitu kosong, pengingat dingin dari percakapan yang baru saja menghancurkan dunia yang telah ia bangun dengan hati-hati."Dia orangnya, kan? Orang yang membuatmu menjadi seperti sekarang ini."Kata-kata Alya bergema dalam kepalanya, tajam dan menyakitkan karena benar-benar tepat.Di sekelilingnya, gala dinner berlanjut dengan ritme yang normal. Tawa, dentingan gelas, percakapan canggih tentang tren pasar dan peluang investasi. Tapi untuk Galan, semuanya terasa teredam, jauh, seperti ia menyaksikan segala sesuatu dari balik kaca tebal.Dari Meja 1, Nayla terlihat sangat nyaman dalam elemennya. Ia terlibat dalam percakapan animasi dengan Pak Susilo Wijaya dan Ibu Mira Tandean, Ketua dari konglomerat ritel terbesar Indonesia. Tawa sesekali dari meja mereka terdengar sangat jelas, percaya diri, menguasai.Nayla tidak melihat ke arahnya lagi
Last Updated : 2025-06-08 Read more