Sejak kecil, Nayla sudah dibesarkan dalam dunia penuh target dan jadwal: les piano, bahasa asing, coding, bahkan public speaking. Ibunya menginginkan Nayla jadi wanita sempurna, sementara ayahnya—seorang pria dingin tapi visioner—memimpikan pewaris tangguh yang bisa duduk di kursi utama Mahardika Corp.Tapi Nayla kecil… ia hanya ingin hidup bebas dan mencintai tanpa tekanan.Malam itu, setelah kembali dari Lombok, Nayla duduk di kamar masa kecilnya yang masih utuh seperti dulu. Dinding dipenuhi piala kompetisi piano, sertifikat bahasa, dan foto-foto keluarga yang terlihat sempurna tapi dingin. Di sudut ruangan, piano hitam mengkilap masih berdiri megah—saksi bisu dari tahun-tahun yang penuh tekanan.Nayla menyentuh tuts piano dengan jari yang sudah lama tak berlatih. Melodi yang keluar terdengar patah-patah, seperti kenangan masa kecil yang terfragmentasi."Nayla, duduk yang tegap! Kamu calon pemimpin, bukan anak biasa!""Nilai matematikamu turun? Bagaimana mau memimpin perusahaan kal
Terakhir Diperbarui : 2025-05-31 Baca selengkapnya