Mata sosok itu berkilat tajam, merah membara seperti bara api yang tertahan terlalu lama, dan saat ia berbicara, suaranya berat, dalam, penuh kemarahan yang mendidih, seperti suara batu yang dihancurkan dengan palu besi.“Kalian pikir bisa lolos?” katanya dengan nada yang mengguncang dada, setiap kata seperti palu yang menghantam besi panas. Matanya terkunci pada Sekar, menyorotkan sorot kebencian yang membakar. “Hari ini, pengkhianat dan pemberontak akan menerima penghakimannya.”Satrio berdiri kaku, tubuhnya tegang, matanya membara dengan emosi yang bertabrakan: kebingungan, kemarahan, dan rasa takut yang mencengkeram. Ia menelan ludah, merasa seolah tanah di bawah kakinya menghilang. Sekar mendekat, menarik lengannya dengan cepat, tubuhnya menempel di samping Satrio, matanya menyala dalam intensitas yang menusuk, dan di tengah kekacauan itu, ia berbisik,
Last Updated : 2025-06-20 Read more