Satrio terdiam, jantungnya berhenti sejenak, matanya membelalak, menatap ke arah atap sebuah gedung tua di ujung lorong. Di sana, di bawah kilat yang menyambar, sesosok siluet berdiri, tubuhnya tinggi, berselimut mantel panjang yang berkibar di tengah badai, dan di tangannya, sebuah senapan laras panjang masih berasap.Sosok itu menoleh, hanya sebentar, namun cukup bagi Satrio untuk melihatnya. Wajah yang tersembunyi di balik topeng setengah, mata yang dingin, dan tatapan yang menembus kabut malam. Sebelum Satrio sempat memproses apa yang terjadi, sosok itu sudah menghilang ke kegelapan, meninggalkan Satrio tertegun dalam kebingungan yang lebih dalam dari sebelumnya.Dan di dadanya, Sekar masih terbaring lemah, napasnya nyaris tak terdengar, sementara di kejauhan, suara langkah kaki lain mulai bergerak—tanda bahwa permainan ini belum berakhir, dan kebenaran yang lebih kelam m
Terakhir Diperbarui : 2025-06-16 Baca selengkapnya