Semua Bab Skandal Panas Presdir Tampan: Bab 51 - Bab 60

“Pak Damien! Kamu dimana?! Argg Chiara! Chiara sedang bersama Patrick!! Apa yang sebenarnya kamu lakukan!” teriak Dona.Damien terdiam, tercengang oleh ucapan Dona. Pikirannya berkecamuk, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. "Chiara bersama Patrick?" gumamnya, mencoba memproses informasi yang baru saja diterimanya."Aku melihat sendiri Chiara naik ke mobil Patrick dan pergi entah kemana," balas Dona dengan suara yang terdengar cemas. "Chiara juga terlihat sangat sedih, apa terjadi sesuatu di antara kalian?" tanyanya dengan nada khawatir yang terdengar jelas."Tidak, aku dan Chiara baik-baik saja," balas Damien singkat.Namun, tiba-tiba nama Nathalie muncul di dalam benak Damien. Apakah mungkin tindakan Chiara itu ada hubungannya dengan kedatangan Nathalie? Dugaannya berputar di dalam kepalanya, mencoba menyusun potongan-potongan puzzle yang mungkin bisa memberikan jawaban atas kejadian ini."Dona, dimana kamu sekarang?" tanya Damien. Dia bangkit dari duduknya, meraih pakaian

Mobil Damien melaju cepat membelah jalanan kota, menuju hotel tempat Patrick berada. Raut wajah Damien tegang, rahangnya mengeras, sementara Dona di sampingnya terlihat cemas. “Chiara...” batin Dona yang sangat mengkhawatirkan keadaan sahabatnya.Sesampainya di hotel, Damien dan Dona segera turun dari mobil. Seorang staf hotel yang sudah diberitahu tentang kedatangan mereka buru-buru menghampiri."Selamat datang, Tuan Damien. Pak Patrick ada di ruangan GM kami," ujar staf hotel itu dengan nada sopan.Damien dan Dona tidak mengucapkan sepatah kata pun saat mereka bergegas menuju lift. Dona berusaha menenangkan Damien yang terlihat tegang, tapi pria itu terlihat seperti tidak mendengarkan. Napasnya memburu, dan matanya berkilat penuh kemarahan.Ting!Saat pintu lift terbuka, keduanya langsung melangkah keluar dan menuju ke pintu ruang GM.Ceklek!Damien mendorong pintu itu terbuka tanpa mengetuk, dan pemandangan di dalam membuatnya membeku sesaat.Pemandangan di dalam membuat Damien mem

Kamar Presidential Suite Hotel Diamond Rose, Italy. Pagi hari, pukul 09.00.Ruangan masih gelap gulita, tirai tertutup rapat, menghalangi sinar matahari pagi menerobos masuk. Keheningan menyelimuti kamar itu, hanya terdengar deru napas halus Damien yang masih terlelap di atas ranjang.Ceklek.Pintu kamar terbuka perlahan, menampakkan sosok Dona yang melangkah masuk dengan langkah ringan. Wajahnya tampak cemas saat melihat keadaan kamar yang masih gelap.Srak!Dona menyibak tirai jendela, membiarkan cahaya pagi menyeruak masuk, menerangi ruangan."Ughh..." Damien mengerjapkan matanya, terganggu oleh sinar matahari yang tiba-tiba menerangi wajahnya. Perlahan, ia bangkit dari posisi tidurnya, memincingkan mata, berusaha menyesuaikan pandangannya."Pagi, Damien," sapa Dona dengan suara lembut, duduk di tepi ranjang. Matanya melirik ke arah meja, di mana beberapa botol whisky berserakan.Damien tersenyum lemah. "Pagi, Dona." Ia lalu mengedarkan pandangan, menyadari kondisi kamar yang beran

Suasana di kamar presidential suite Damien kini terasa lebih hangat dan ceria. Setelah pembicaraan yang penuh emosi sebelumnya, Damien, Dona, dan Tyler kini berbincang santai bersama dengan Julian dan Carol.Dona terus menunduk, wajahnya merona merah. Pembicaraan tiba-tiba mengalir ke rencana pernikahan Damien dan Dona. Carol tak henti-hentinya menggenggam tangan Dona, sementara Tyler tak berhenti menggoda wanita cantik itu.Damien tersenyum melihat interaksi itu. Besok, ia berencana untuk mengumumkan rencana pernikahannya dengan Dona.Namun, di dalam hati, Dona merasa sedikit tidak nyaman. Ia sadar bahwa mungkin dirinya hanya dijadikan pelarian oleh Damien. Dona juga menyadari bahwa Damien mungkin tidak akan sepenuhnya mencintainya.Meskipun begitu, Dona sudah menetapkan pilihannya untuk menerima Damien. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan hati pria itu.Dona menghela napas pelan, sedikit merasa tidak enak karena terkesan merebut pria dari sahabatnya, Chiara. Namun, Dona

“Chiara... Kamu begitu cantik, sayang,” gumam Damien, jemarinya menelusuri garis leher Dona, menyapu setiap inci dengan kelembutan. Kepalanya menunduk, mencium bahu wanita cantik itu dengan lembut sebelum bergerak ke arah payudara, mengulum putingnya dengan lembut.Suara desahan yang keras terdengar dari bibir Dona, kepala gadis itu mendongak ke atas, matanya terpejam dalam kenikmatan yang mengalir. Jari-jarinya meraih rambut Damien, menariknya dengan lembut.Damien mengamati setiap gerakan tubuh Dona, sementara lidahnya bermain di sekitar pucuk Dona. Tangannya lalu bergerak turun, menyentuh pinggul Dona, dan meminta agar Dona untuk melebarkan kakinya.Wanita bertubuh seksi itu mengikuti permintaan Damien, membuka kedua pahanya. Mulut Damien melepas pucuk Dona, kepalanya bergerak turun, dan memberikan kecupan kecil di setiap kulit Dona yang ia lewati.Gerakan Damien berhenti, menatap keindahan yang ada di depannya, tanpa ragu ia menjulurkan lidahnya bermain di area kewanitaan Dona yang