“Ah… Tuan…” gumam Farah, suaranya tercekat. Ia ingin lebih, seluruh tubuhnya meronta meminta sentuhan Valdi yang lebih dalam. Mata mereka bertemu. Mata Valdi memancarkan hasrat yang membara, memenjarakan Farah dalam tatapannya. Tanpa ragu, Valdi menundukkan kepalanya, mencium bibir Farah.Ciuman itu dimulai lembut, perlahan, memabukkan. Valdi menyesap bibir bawah Farah, mengulumnya, lalu lidahnya mulai menjelajahi setiap sudut rongga mulut Farah. Lidah mereka menari, beradu, menciptakan suara kecapan basah yang memanaskan suasana. Farah merespons dengan tak kalah liarnya. Tangannya naik, mencengkeram erat rambut belakang Valdi, menariknya mendekat, seolah ingin menyatu dengan pria itu.Sementara bibir mereka beradu dalam tarian gila, tangan Valdi tak tinggal diam. Jari-jarinya yang tadi bermain di biji Farah kini bergerak lebih berani. Ia menyelipkan satu jari, lalu dua jari, masuk ke dalam gua Farah yang sudah basah kuyup dan hangat. Farah terkesiap, lenguhan keras lolos dari bibirny
Terakhir Diperbarui : 2025-07-17 Baca selengkapnya