“Loh, kok basah gini? Kakak nggak bawa payung?” tanya Febri kaget begitu Zahira masuk rumah dengan pakaian kuyup.Zahira hanya mengangguk singkat, lalu menyodorkan kantong kresek yang sejak tadi ia bawa. “Tadi sempat mampir beli ubi cilembu. Kesukaanmu, kan?”Mata Febri langsung berbinar. Senyumnya mengembang sumringah. “Ya ampun, makasih banyak, Kak!” serunya riang, seketika melupakan rasa heran tadi.Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Zahira bergabung dengan Febri yang sedang asyik menonton drama Korea di ruang tengah. Sambil duduk, ia bertanya santai, “Gimana kuliahmu, Dek? Skripsinya sudah sampai mana?”Febri menoleh dengan semangat. “Aku sudah ajuin judul, Kak. Tinggal nunggu persetujuan dosbem.”Zahira mengangguk puas, sebelum melanjutkan dengan nada hati-hati, “Kalau magangmu di perusahaan Raeshan gimana?”Mendengar itu, wajah Febri mendadak bahagia. Ia justru lebih banyak bercerita tentang Zidan, bagaimana lelaki itu sering menolongnya, selalu ada saat ia kebingun
최신 업데이트 : 2025-09-19 더 보기