“Kak! Kakak!” Febri berlari kearah mobil yang baru saja berhenti tepat di depan rumah, ia melompat memeluk Zahira dengan sekuat tenaga, tubuh kecilnya gemetar menangis.Tapi ketika ia melihat Zidan turun dari mobil lain dengan tangan dibalut gips, seluruh raut wajahnya berubah. Dalam satu gerakan cepat, Febri melepaskan tangan Zahira dan menghampiri Zidan, napasnya tersengal. “Zidan!” ia teriak, lalu memapah lelaki itu. Zidan hanya tersenyum lemah dan membiarkan Febri merangkulnya.Zahira mengangkat alis, menatap adegan itu dengan heran, lalu sekali lagi pandangannya beralih ke Raeshan. Raeshan memandang mereka berdua, dan di sudut bibirnya ia tersenyum tipis. Lalu merangkul Zahira hangat. “Biarkan saja mereka,” katanya pelan, suaranya terdengar lembut.Raeshan mengantar Zahira ke kamar yang telah disiapkannya. Semua barang yang mungkin dibutuhkan, pakaian lengkap dengan aksesorisnya, skincare dan makeup, perlengkapan mandi, bahkan ia juga menyiapkan ruang kerja pribadi diruangan itu.
Last Updated : 2025-10-01 Read more