“MISKA?” suara Zidan terdengar lantang di koridor rumah sakit.Miska langsung berhenti, pria di sampingnya juga ikut menoleh.“Miska…” Zidan melangkah cepat mendekat, matanya merah menahan amarah. “Kau bilang kau ada kuliah. Lalu ini siapa?”Miska gugup, jemarinya saling meremas. “Zidan, bukan seperti yang kau pikirkan. Aku…”“BUKAN seperti yang kupikirkan?!” Zidan menahan suaranya agar tidak meledak di tengah keramaian.Ia menatap tajam pria di samping Miska. “Kau siapa?”Pria itu justru tersenyum tipis, mengulurkan tangan pada Zidan, “Arfan.”Tatapan Zidan makin kesal.“Miska…” suara Zidan bergetar. “Jangan bilang… selama ini kau…”Miska buru-buru menutup mulutnya dengan tangan gemetar. “Zidan, tolong jangan buat keributan di sini…”Zidan mengepalkan tangan keras-keras, urat di pelipisnya menonjol.“Jujurlah, siapa dia, Miska?” tanya Zidan dengan nada yang terdengar lebih tajam dari sebelumnya.Miska spontan melotot kesal. “Zidan! Dia sepupuku,” ucapnya agak meninggi, lalu menoleh p
Last Updated : 2025-08-21 Read more