Kiria tetap tenang. Meronta tak jelas, bisa membuat kondisi menjadi lebih berbahaya. Dia memilih untuk membiarkan si penculik lengah, lalu saat yang tepat memelintir lengan dengan gesit."Aduh, Kak Ria! Ini aku!"Kiria sontak melepaskan pelintirannya. Kanania mengusap lengan dengan wajah cemberut. Untunglah, dia tidak sampai terkilir meskipun lumayan sakit, hingga rasanya hampir terkencing-kencing."Huh! Kak Ria tega banget sih. Untung, tanganku tidak patah," keluh kanania.Kiria menggeleng pelan. "Salah sendiri bertingkah seperti penjahat.""Aku cuma pengen bikin Kakak kaget aja kok.""Tapi, enggak gitu juga kali, Nia. Coba kalau aku punya jantung lemah, bisa-bisa langsung masuk rumah sakit."Kiria pun mencerocos, memberi nasihat betapa bahayanya melakukan prank sembarangan. Kanania hanya bisa bersungut-sungut. Untunglah, omelan Kiria hanya berlangsung 5 menit. Dia mempersilakan Kanania duduk di sofa."Mau minum apa, Nia? Teh, kopi, atau air putih?" tawar Kiria.Bukan tanpa alasan Ki
Last Updated : 2025-06-25 Read more