Krook krook Bunyi dari perut Kiria membuyarkan suasana. Dua bibir yang hampir bersentuhan terhenti di jarak 3 sentimeter. Kiria tersadar akan posisi mereka, refleks mendorong sang suami dengan wajah merona. Tak ayal, Arya terguling dari kasur, menggelinding di lantai hingga kepalanya membentur meja. Kiria melirik takut-takut jangan sampai bernasib sama dengan Davina karena bertindak anarkis. Dia pun turun dari tempat tidur, mencoba menghampiri Arya. "Arya? Arya? Kamu baik-baik saja?" Arya duduk di lantai sambil mengelus kening. "Ya, sangat baik, sampai-sampai tumbuh telur di dahiku." Kiria menjadi merasa bersalah. Dia membantu Arya berdiri. Namun, karena gugup, tenaganya terlalu kuat, membuat tangan Arya tertarik. Suaminya itu pun meringis. "Aduh, maaf Arya!" Akhirnya, Kiria harus memapah Arya. Dia benar-benar merasa bersalah, hingga tak menyadari seringaian nakal di sudut bibir sang suami. Arya tampak lemah dan bersandar di bahu Kiria dengan mata setengah terpejam."Arya,
Terakhir Diperbarui : 2025-06-15 Baca selengkapnya